Suara.com - PT Global Mediacom (BMTR), Tbk yang merupakan perusahaan milik Ketua Umum partai Perindo Hary Tanoesoedibjo digugat pailit. Gugatan ini dilayangkan oleh perusahaan asal Korea Selatan bernama KT Corporation ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada 28 Juli lalu.
Berdasarkan laman SIPP Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, gugatan ini terdaftar dengan nomor perkara 33/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Jkt.Pst. KT corporation dalam petitum kepada majelis hakim meminta agar BMTR dinyatakan pailit.
Melalui keterangan pers tertulis yang diterima Suara.com, Direktur, Chief Legal Counsel PT Global Mediacom Tbk, Christophorus Taufik memberikan lima poin tanggapan.
Pertama, bahwa Permohonan tersebut tidak berdasar atau tidak valid karena perjanjian yang dijadikan dasar dari permohonan telah dibatalkan berdasarkan putusan pengadilan negeri Jakarta Selatan No. 97/Pdt.G/2017/PN Jaksel tanggal 4 Mei 2017 yang telah berkekuatan hukum tetap.
Baca Juga: Perusahaan Milik Hary Tanoe Digugat Pailit
Kedua, bahwa yang mengajukan permohonan adalah KT Corporation yang patut dipertanyakan validitasnya, mengingat pada tahun 2003 yang berhubungan dengan Perseroan adalah KT Freetel Co. ltd, dan kemudian pada tahun 2006 hubungan tersebut beralih kepada PT KTF Indonesia.
Ketiga, bahwa kasus ini adalah kasus lama, sudah lebih dari 10 tahun, bahkan KT Corporation sudah pernah juga mengajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung dan ditolak berdasarkan putusan Mahkamah Agung No. 104PK/Pdt.G/2019 tanggal 27 Maret 2019.
Keempat, bahwa seharusnya Pengadilan Niaga menolak Permohonan KT Corporation dikarenakan tidak didukung fakta-fakta hukum yang valid.
"Sehingga terkesan permohonan diajukan sebagai bagian dari upaya mencari sensasi di tengah kondisi ekonomi dunia yang sedang menghadapi Pandemi Covid-19," ujar Christophorus.
Kelima, tindakan yang dilakukan oleh KT Corporation sudah masuk sebagai tindakan pencemaran nama baik, dan perseroan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya, termasuk menempuh pelaporan secara pidana kepada pihak kepolisian.
Baca Juga: Anak Hari Tanoe Tebus Motor Jokowi Rp 2,5 M dan 4 Berita Populer Lain
Diberitakan sebelumnya, PT Global Mediacom Tbk digugat pailit dengan nomor perkara 33/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Jkt.Pst. KT corporation dalam petitum kepada majelis hakim meminta agar BMTR dinyatakan pailit.
"Menyatakan PT Global Mediacom Tbk., beralamat di MNC Tower lantai 27, Jl. Kebon Sirih No.17-19, Jakarta 10340 (Termohon Pailit) pailit dengan segala akibat hukumnya," demikian bunyi petitum perkara itu yang dikutip Suara.com, Minggu (2/8/2020).
Bunyi petitum selanjutnya meminta tiga orang untuk ditujuk sebagai kurator pailit. Berikut ketiga nama itu:
- Dr. Dra. Fennieka Kristianto, SH., MH., M.Kn., MA, Kurator dan Pengurus yang terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No. : AHU.AH.04.03.81, yang berkantor di Kantor Hukum Fennieka & Associates beralamat di Jl. Belawan No.8, Jakarta Pusat 10150.
- Yongki Martinus Siahaan, SH., MH., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No.: AHU-117.AH.04.03-2018, yang beralamat kantor di Jl. Bendungan Hilir III, No.9, Jakarta Pusat.
- Ronal Hermanto, SH., Kurator dan Pengurus yang terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No. : AHU-38.AH.04.03-2020, yang beralamat kantor di Jl. Sky IV, RT.13 RW.05 No.68, Kel. Sunter Jaya, Kec. Tanjung Priok, Jakarta Utara.
selaku Tim Kurator dalam proses kepailitan Termohon Pailit.
KT Corporation juga meminta majelis hakim agar menentukan imbalan jasa kurator pailit ini. Seluruh biaya juga diminta dalam petitum agar ditanggung oleh BMTR.
"Menghukum Termohon Pailit untuk membayar seluruh biaya perkara," demikian bunyi akhir petitum.