Suara.com - Harga emas menguat pada Selasa, ketika The Fed memulai pertemuan yang diprediksi memberikan lebih banyak stimulus moneter untuk mendukung perekonomian Amerika yang terpukul virus corona.
Mengutip CNBC, Rabu (29/7/2020) harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi 1.947,19 dolar AS per ounce. Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,7 persen lebih tinggi menjadi 1.944,60 dolar AS per ounce.
Sebelumnya, emas melonjak ke rekor tertinggi 1.980,57 dolar AS per ounce, tetapi kemudian harga merosot sebanyaknya 3,7 persen karena investor membukukan keuntungan dan dolar AS mulai bangkit kembali.
Kini, investor menunggu hasil pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve, setelah bank sentral AS itu mengumumkan perpanjangan beberapa fasilitas pinjaman hingga akhir tahun.
Baca Juga: Rekor! Harga Emas Antam Tembus Rp 1.022.000 per Gram
Saham Wall Street merosot ketika paket bantuan senilai 1 triliun dolar AS yang diumumkan Senat Partai Republik AS menghadapi penentangan dari anggota Demokrat dan Republik.
Perak menyusut setelah melambung 6,4 persen ke level tertinggi sejak April 2013 di 26,19 dolar AS per ounce. Terakhir, perak turun 2,2 persen menjadi 24,07 dolar AS per ounce.
Sementara platinum melemah 0,2 persen menjadi 943,80 dolar AS per ounce dan palladium melorot 1,2 persen menjadi 2.283,27 dolar AS per ounce.
Sebelumnya, petinggi Senat Amerika dari Partai Republik mengungkapkan, paket bantuan virus corona senilai 1 triliun dolar AS.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Amerika Serikat (AS) kembali meluncurkan paket stimulus untuk bisnis dan warganya yang terdampak pandemi virus corona.
Baca Juga: Harga Emas Terus Melesat ke Level Tertingginya
Dalam wawancara di program "State of the Union" CNN pada Minggu (26/7/2020), Kudlow mengatakan Partai Republik telah menyelesaikan RUU stimulus baru yang bernilai sekitar 1 triliun dolar AS.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, dengan analis juga menunjuk aliran besar-besaran menuju ETF emas sebagai pendorong di balik reli logam kuning.