Suara.com - BPJS Kesehatan telah mengumumkan pemenang kompetisi Virtual Hackathon 2020. Dari total 51 peserta yang mengikuti kompetisi Virtual Hackathon BPJS Kesehatan, telah terpilih 3 terbaik yang tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia.
Pemenang pertama dianugerahkan kepada tim asal Padang, Dkletz, pemenang kedua jatuh kepada tim asal Bandung, Mulyatini dan pemenang ketiga jatuh kepada pria asal Pati, Fredy Eko Purnomo.
“Kami sangat mengapresiasi keikutsertaan seluruh peserta dalam kompetisi Hackathon ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini perkembangan teknologi sudah memengaruhi terhadap penyelenggaraan Program JKN-KIS. Dengan adanya ide-ide tersebut, harapannya dapat diintegrasikan ke dalam aplikasi Mobile JKN, sehingga masyarakat lebih mudah untuk mengakses layanan kesehatan,” ucap Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Wahyuddin Bagenda.
Lebih lanjut, Wahyuddin menyebut bahwa sebagian besar peserta yang berpartisipasi dalam kompetisi Virtual Hackathon ini menawarkan inovasi sistem aplikasi pembayaran. Ia mengakui bahwa pemanfaatan teknlogi telah memberikan dampak positif kepada kepuasan layanan peserta JKN-KIS.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Dirut BPJS Kesehatan Terpilih Jadi CEO Terbaik
Namun, Wahyuddin menyebut bahwa pihaknya masih ingin mendalami dan mengembangkan sistem aplikasi tersebut sebelum diujicobakan kepada peserta.
“Ada banyak peserta yang mengusung inovasi aplikasi untuk mempermudah pembayaran iuran. Tentu ini merupakan hal yang sangat baik bagi kami untuk mengembangkan alternatif kanal pembayaran iuran. Namun, kami juga masih akan mendalami sistem aplikasi ini agar jika suatu hari nanti diluncurkan, dapat benar-benar berjalan secara optimal,” tambah Wahyuddin.
Kompetisi Virtual Hackathon yang digelar BPJS Kesehatan telah menghadirkan berbagai inovasi baru yang ditawarkan, salah satunya yaitu Recehan Sehat (Rehat). Sistem yang diusung oleh tim milenial beranggotakan 2 orang ini menawarkan sistem tabungan yang berasal dari uang kembalian transaksi yang dilakukan yang nantinya bisa digunakan untuk membayar iuran JKN-KIS.
Aplikasi Rehat yang dilombakan dalam kompetisi Virtual Hackathon BPJS Kesehatan berawal dari belum optimalnya kesadaran peserta JKN-KIS untuk membayar iuran kepesertaan JKN-KIS. Apalagi bagi peserta JKN-KIS yang belum merasakan manfaat Program JKN-KIS, masih cenderung menunda untuk melakukan pembayaran iuran.
Beranjak dari hal tersebut, tim yang dinobatkan sebagai juara kesatu itu menghadirkan sebuah inovasi baru yang dinamai dengan Rehat yang bisa membantu peserta JKN-KIS untuk membayar iuran dan juga membantu BPJS Kesehatan dalam meningkatkan kolektabilitas iuran peserta.
Baca Juga: Mudahkan Perubahan Data Peserta, BPJS Kesehatan Luncurkan e-Dabu Mobile
Cara kerja aplikasi e-wallet berbasis teknologi blockchain dan QR Scanner ini hampir sama dengan cara kerja e-wallet lainnya, di mana transaksi pembayaran dapat dilakukan hanya dengan scanning QR barcode. Setelah pemegang akun melakukan transaksi pembayaran, akan terdapat nominal kembalian transaksi dari hasil pembayaran tersebut. Nantinya, kembalian dari transaksi pembayaran secara otomatis langsung masuk ke sistem aplikasi recehan sehat sebagai tabungan untuk mebayar iuran JKN-KIS.
Selain itu, sistem aplikasi Rehat ini juga melibatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai agen advokasi serta membangun kebiasaan masyarakat melalui langkah sederhana yang dilakukan secara terus menerus. Ke depannya, dengan kehadiran sistem aplikasi Rehat, iuran peserta JKN-KIS langsung secara otomatis menarik dari saldo yang ada dan melunasi iuran JKN-KIS.