Menaker Pastikan 2.000 TKA China Terapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Senin, 27 Juli 2020 | 20:16 WIB
Menaker Pastikan 2.000 TKA China Terapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menaker, Ida Fauziyah, meninjau pembangunan terowongan bawah tanah (KCJB). (Dok : Kemnaker)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 2.000 tenaga kerja asing (TKA) asal China diperiksa terkait pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Selain pemeriksaan terhadap TKA, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, juga meninjau pembangunan terowongan bawah tanah (KCJB) dan penerapan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di proyek tersebut.

“Kita ingin memastikan, apakah penggunaan TKA ini sesuai dengan izin Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang diajukan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) kepada Kementerian Ketenagakerjaan,” kata Ida, usai melakukan inspeksi tunnel 1 proyek pembangunan terowongan KCJB, Jakarta, Senin (27/7/2020).

Menurutnya, Proyek Strategis Nasional (PSN) KCJB ini melibatkan total 12.000 pekerja, yang mana 2.000 di antaranya adalah TKA dan sisanya, 10.000 orang adalah pekerja lokal Indonesia.

"TKA China yang dipekerjakan sudah sesuai dengan ketentuan, baik jabatan maupun keahliannya. Hanya pekerja asing dengan keahlian khusus yang dipekerjakan dalam proyek pembangunan KCJB ini," terang Ida.

Selain memastikan tak adanya pelanggaran izin TKA, Menaker mengatakan, kunjungannya ke areal pembangunan jalur KCJB itu juga untuk memastikan adanya transfer of knowledge atau alih pengetahuan mengenai teknologi yang digunakan di proyek tersebut kepada pekerja Indonesia.

Ke depan, alih teknologi juga akan melibatkan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

"Saya sudah mendapatkan laporan dari Pak Dirut (KCIC), ternyata transfer of knowledge itu tidak hanya diberikan kepada tenaga kerja yang sekarang mengerjakan proyek ini, tapi juga membuka kesempatan transfer of knowledge dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia," kata Ida.

Ia menambahkan, saat ini sedang diupayakan jalinan kerja sama antara pengelola proyek pembangunan KCJB dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk memastikan proses alih pengetahuan berjalan secara baik.

Menurutnya, proyek KCJB merupakan proyek kereta cepat yang pertama dikerjakan di Indonesia. Untuk itu, pihaknya juga ingin memastikan pembangunan proyek yang ditargetkan selesai pada 2022 ini benar-benar memperhatikan norma K3.

"Norma K3-nya harus dijalankan dengan baik, karena ini menggunakan teknologi tingkat tinggi dan alat-alat berat. Keselamatan kerja itu nomor satu, termasuk bagaimana protokol kesehatan terhadap Corona," katanya.

Sementara Dirut PT KCIC, Chandra Dwiputra, mengungkapkan, pihaknya terus melakukan pengerjaan proyek ini dan diharapkan dapat selesai tepat waktu.

"Kami optimistis, kita bisa mengerjakan secepatnya. Target kita,  2022 harus sudah operasi. Kalau kelamaan, sebagai investor, biaya kita investasi semakin mahal," kata Chandra, yang didampingi jajaran Direksi KCIC, Dwi Windharto, Puspita Anggraeni, dan Zhang Chao. (*)

Baca Juga: Kemnaker dan Bandung Barat Kembangkan SDM Pertanian untuk Ketahanan Pangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI