Suara.com - Harga emas dunia mencapai titik tertingginya sepanjang masa pada perdagangan akhir pekan lalu.
Para pemburu emas mencari rasa aman ke logam mulia di tengah naiknya tensi AS versus China serta kekhawatiran yang berlarut-larut atas pandemi corona atau Covid-19.
Mengutip CNBC, harga emas menguat 0,4 persen ke level 1.897,50 dolar AS per ounce berdasarkan data CME Group.
Posisi ini naik secara beruntun selama 6 hari berturut-turut. Secara mingguan, ini adalah pekan ketujuh kenaikan harga emas secara beruntun.
Baca Juga: Kepepet Masalah Ekonomi, Ibu Muda Nekat Rampas Kalung Emas Balita di Gresik
Ketegangan antara AS dan China melonjak pada pekan ini. Sebelumnya China memerintahkan AS menutup konsulatnya di kota Chengdu. Awal pekan lalu, AS telah menutup konsulat China di kota Houston.
"Tensi AS dan China terus meningkat yang mendorong langkah risk off di pasar pada Kamis dan Jumat," kata Mark Haefele, Analis pada UBS Global Wealth Management.
Dia menunjukkan emas juga merupakan salah satu aset dengan kinerja terbaik tahun ini, telah menguat lebih dari 24 persen.
Dia juga mengatakan ketidakpastian politik kemungkinan akan bertahan sepanjang tahun yang diperkirakan mendorong harga emas naik hingga ke level 2.000 per ounce.
"Emas akan terus didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik. Dalam pandangan kami pendorong utama harga emas adalah korelasi negatifnya dengan suku bunga riil dan dolar AS," tambahnya.
Baca Juga: Rumah Janda Kaya di Lebak Kebakaran, Emas & Uang Terbakar, Kerugian Rp 3 M
Penguatan harga emas juga bersumber dari kasus virus corona yang terus merusak ekonomi global. Data Universitas John Hopkins menunjukkan lebih dari 15 juta kasus virus corona telah terkonfirmasi secara global.