Bank BRI berkomitmen untuk memperluas kehadiran web pasar, sehingga semakin banyak pedagang tradisional yang diberdayakan dan jumlah pasar tradisional yang terdigitalisasi kian bertambah. Saat ini, Bank BRI memiliki 4.247 web pasar dengan jumlah pedagang terdaftar mencapai 45.432 orang.
Targetnya, Bank BRI dapat membangun 5.241 web pasar dan memberdayakan 52.410 orang.
“Potensi pasar tradisional di Indonesia mencapai 14.182 pasar dan jumlah pedagang sebanyak 2,54 juta orang. Kami mendedikasikan satu mantri di tiap-tiap pasar untuk memberi edukasi ke anggota ekosistem pasar, salah satunya terkait cashless society,” tambahnya.
Terkait ekosistem digital, Bank BRI telah menggandeng sejumlah perusahaan e-commerce besar dan ride hailing, mulai dari Tokopedia, Grab, Bukalapak, Shopee, Gojek, untuk pembiayaan KUR kepada merchant atau mitra mereka. Sementara untuk ekosistem desa, Bank BRI mendukung pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan cluster dan produk unggulan dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Baca Juga: BRI Bantu Rp 5 M untuk Penginapan Petugas Kesehatan Penanganan Covid-19
Sunarso melanjutkan, langkah Bank BRI mengorkestrasi ekosistem digital tersebut merupakan salah satu dari tiga pilar strategi digital perseroan, selain digitalisasi bisnis proses dan menghadirkan bisnis model baru demi menunjang kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat.
“Kami terus melanjutkan tranformasi bisnis, baik aspek digital dan budaya. Digital sudah menjadi DNA Bank BRI. Kami juga telah mengadopsi open banking dan membuka kemungkinan pemanfaatan teknologi blockchain untuk mendukung proses bisnis,” tukas Sunarso.
Berbagai produk dan layanan digital telah dihadirkan oleh Bank BRI, mulai dari BRIspot, Ceria (digital loand dan saving), BRImo, hingga web pasar. Bank BRI juga agresif membangun Kerjasama dengan start up fintech seperti Investree, TaniHub, LinkAja, dan memperkuat channeling P2P lending seperti Modalku dan Investree.