Suara.com - Harga minyak dunia anjlok 2 persen, Kamis (23/7/2020). Ini karena investor khawatir Kongres AS tidak akan menyetujui paket stimulus dan angka pengangguran terus meningkat.
Sementara analis bersiap untuk memangkas proyeksi permintaan energi mengingat jumlah kasus virus corona tercatat lebih tinggi.
Penurunan harga minyak terjadi di tengah depresiasi dolar yang jatuh ke level terendah 22-bulan.
Mengutip CNBC, Jumat (24/7/2020) harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, merosot 98 sen, atau 2,2 persen menjadi 43,31 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, menyusut 83 sen, atau 2,0 persen, menjadi 41,07 dolar AS per barel.
Baca Juga: Stok Melimpah, Harga Minyak Dunia Turun
Indeks Dolar AS (Indeks DXY) diperdagangkan pada level terendah sejak September 2018 terhadap sekeranjang mata uang. Dolar yang lebih lemah biasanya memacu pembelian komoditas yang dihargakan dalam greenback, seperti minyak, karena menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Tetapi angka pengangguran AS yang tinggi dan lonjakan kasus virus corona membebani harga minyak dan pasar saham.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir empat bulan.
Kasus virus corona di AS mendekati 4 juta, Kamis, dengan rata-rata lebih dari 2.600 kasus setiap jam - tingkat tertinggi di dunia.
Baca Juga: Paket Stimulus Uni Eropa Dongkrak Harga Minyak Dunia