Infografis
Suara.com - Kali ini kami akan membahas tentang peluang usaha di desa. Mari simak bersama-sama!
Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia dan padatnya jumlah penduduk di kota membuat sebagian masyarakat Indonesia memilih untuk memulai usaha di desa.
Pemikiran ini perlu didukung penuh mengingat banyaknya peluang usaha di desa yang menarik dan potensial untuk digeluti.
Berikut 7 peluang usaha di desa yang dapat dapat menjadi referensi Anda:
Baca Juga: Cara Membuat Tugas di Google Classroom, Guru Wajib Tahu!
1. Budi daya pertanian organik
Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat membuat produk pertanian organik kini semakin banyak diminati. Ini membuat peluang usaha budi daya pertanian organik semakin menarik untuk dilakukan. Anda dapat membentuk kelompok tani yang terdiri dari beberapa orang dan memulai mengolah lahan pertanian anda. Produk pertanian tentunya tidak hanya dapat dipasarkan di pasar-pasar desa saja melainkan juga dapat didistribusikan ke daerah lainnya.
2. Membangun usaha peternakan
Sektor usaha yang bergerak dibidang peternakan memang memiliki peluang yang besar jika dilakukan di dearah pedesaan. Bagaimana tidak, banyaknya lahan yang tersedia membuat usaha ini semakin mudah untuk dilakukan. Ditambah lagi sumber pakan hewan yang banyak tersedia secara alami sehingga dapat meminimalisir biaya produksi.
3. Penyewaan alat dan penjualan produk pertanian
Baca Juga: Budidaya Ikan Aquaponik: Ini Cara Pilih Benih Ikan yang Sehat
Banyaknya penduduk desa yang berprofesi sebagai petani membuat ide usaha ini memiliki peluang yang cukup besar untuk berkembang di daerah pedesaan. Anda juga dapat membangun usaha penjualan produk pertanian ini dalam bentuk koperasi simpan pinjam yang beranggotakan para petani di desa anda. Selain mendapatkan pendapatan, anda juga bisa mengambil peran dalam membantu masyarakat di desa anda.
4. Mengembangkan produk kerajinan lokal
Setiap desa memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing, baik dari segi peninggalan budaya, makanan, hasil pertanian, hasil peternakan, maupun sumber daya alamnya. Tugas anda ialah mencermati keunikan tersebut dan memilih salah satu yang paling potensial untuk dijadikan peluang bisnis. Distribusi produk kerajinan lokal ini juga tidak hanya bisa dilakukan di dalam daerah saja, anda juga bisa memasarkannya ke luar daerah maupun kepada para pengunjung yang datang ke desa anda.
5. Mengembangkan potensi wisata daerah
Jika desa anda memiliki banyak objek wisata, ide usaha ini patut untuk dicoba. Tentunya bentuk usaha yang akan dikembangkan harus sesuai dengan objek wisata tersebut. Misalnya, jika objek wisata desa anda ialah perairan seperti pantai atau danau, usaha penyewaan alat permainan air menjadi salah satu pilihan menarik yang patut dicoba. Jika objek wisata desa anda kebanyakan adalah pegunungan atau bukit, anda bisa membuka area camping dengan berbagai sarana pendukung lainnya. Selain itu, anda juga dapat membuka gerai souvenir di dekat objek-objek wisata di desa anda.
Jika sebelumnya anda mengambil konsep dari desa ke kota, sekarang mari kita coba untuk mengambil konsep dari kota ke desa. Berkembangnya industri kuliner di dearah perkotaan dapat kita jadikan potensi untuk peluang usaha di desa. Keuntungan membuka usaha ini ialah minimnya persaingan. Selain itu, anda juga memiliki beragam pilihan ide makanan kekinian apa yang sesuai dengan pasar anda.
Berbicara tentang desa pasti tidak terlepas dengan jalur distribusi yang panjang. Hal ini membuat beberapa sektor usaha belum dapat menyediakan layanannya di daerah pedesaan. Salah satunya ialah pom bensin. Jika di daerah perkotaan pom bensin dapat dengan mudah ditemukan, di beberapa desa hanya terdapat satu atau dua pom bensin saja yang tersedia. Oleh karena itu, ide usaha ini sangat menarik untuk dicoba. Apabila terkendala perihal modal usaha yang cukup besar, anda dapat membuka pom bensin mini yang jauh lebih terjangkau. Anda dapat menentukan tempat usaha di beberapa lokasi strategis di desa yang dilalui banyak orang setiap harinya.
Itulah 7 peluang usaha di desa yang potensial.
Kontributor : Theresia Simbolon
