Suara.com - Pemulihan ekonomi global bakal terjadi lebih lama, lantaran masih terjadinya kontraksi di berbagai negara dunia. Kondisi tersebut diperparah dengan masih masifnya penyebaran Covid-19.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo merespons kondisi perekonomian saat ini. Dia meramal pemulihan ekonomi global bakal lebih lama, apalagi penyebaran Virus Corona di sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Brazil, dan India masih masif.
Selain itu, mobilitas pelaku ekonomi yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan turut menahan aktivitas ekonomi.
"Perkembangan ini menyebabkan efektivitas berbagai stimulus kebijakan yang ditempuh dalam mendorong pemulihan ekonomi di banyak negara maju dan negara berkembang termasuk China, menjadi terbatas," ujar Perry dalam konferensi pers secara virtual di Jakarya, Kamis (16/7/20209).
Baca Juga: Didorong Modal Asing, Bos BI Sebut Nilai Tukar Rupiah Masih Terkendali
Lebih lanjut, Perry menuturkan, kontraksi perekonomian global ditunjukkan dengan permintaan global yang lebih lemah tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga lebih rendah dari perkiraan semula dan menurunkan tekanan inflasi global.
"Lambatnya pemulihan ekonomi dunia serta kembali meningkatnya tensi geopolitik AS-China menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global."
Dalam hal ini, Perry menambakan, dengan kontraksi ini membuat aliran modal ke negara berkembang tertahan yang berakibatkan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia ikut tertekan.