Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (16/7/2020) terpantau terus melemah.
Mengutip Bank Indonesia (BI) kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor nilai tukar rupiah terpantau melemah 16 poin ke level Rp 14.632 per dolar AS dari posisi sebelumnya di level Rp 14.616 per dolar AS pada perdagangan kemarin.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mmengatakan, terus melemahnya nilai tukar rupiah dikarenakan adanya sentimen negatif seperti konflik AS dan China terkait dengan undang-undang keamanan nasional Hong Kong.
“Kondisi eksternal pagi ini menunjukkan adanya tekanan ke aset-aset berisiko karena kekhawatiran peningkatan penularan virus dan memburuknya hubungan AS dan China," kata Ariston dalam risetnya.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Terpuruk ke Level Rp 14.616 per Dolar AS
Tak hanya itu, kata dia pergerakan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen domestik yakni penantian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang masih membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
"Pasar mungkin sudah mengantisipasi hasil ini kemarin. Situasi sell on fact buy on rumour mungkin bisa mendorong penguatan rupiah pasca pengumuman BI (siang nanti),” ujar Aris sapaan akrabnya.
Hari ini pasar juga menantikan data GDP kuartal kedua dan rilis data produksi industri bulan Juni China yang akan dirilis pagi ini. Banyak analis yang memperkirakan rilis data akan lebih bagus dari sebelumnya.
Ariston memproyeksikan pergerakan rupiah sepanjang hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.450 sampai dengan Rp 14.700 per dolar AS.
Baca Juga: Vaksin Corona Mulai Ditemukan, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat