Suara.com - Di tengah pandemi Covid-19, PT Bank BRIsyariah Tbk masih menunjukkan pertumbuhan positif. Hingga bulan Juni 2020 BRIsyariah telah menyalurkan pembiayaan mikro untuk UMKM sebesar Rp9,5 triliun. Jumlah ini tumbuh sekitar 150 persen dibandingkan posisi Juni 2019.
Pertumbuhan ini dilatarbelakangi oleh transformasi digital yang dilakukan BRIsyariah. Salah satunya dengan penggunaan aplikasi i-Kurma.
i-Kurma ialah aplikasi untuk memproses pengajuan pembiayaan. Aplikasi ini memudahkan tenaga pemasar pembiayaan BRIsyariah untuk memeriksa data calon nasabah, karena sudah terhubung secara online dengan Dukcapil dan OJK. Dengan i-Kurma, pemohon pembiayaan hanya perlu menyampaikan identitas dan keterangan mengenai usahanya. Maksimal dalam dua hari sudah ada keputusan.
“Transformasi digital merupakan salah satu fokus kami, di samping transformasi kultur. Kami sadar, kami harus bertransformasi dan berinovasi untuk terus tumbuh di tengah pandemi. Transformasi ini kami arahkan sesuai visi misi kami, yaitu menjadi bank ritel terkemuka dengan beragam layanan,” ujar Fidri Arnaldy selaku Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah.
Baca Juga: Terserap 100 % di Juli, BRI Dapat Tambahan 2.000 KPR pada 2020
Transformasi digital di sisi pembiayaan melalui i-Kurma sejalan dengan upaya BRIsyariah mendukung UMKM di Indonesia mengembangkan bisnisnya.
“Kami fokus untuk memberikan dukungan dan solusi-solusi terbaik kepada para pelaku UMKM melalui berbagai program dan layanan seperti pembiayaandan layanan transaksi keuangan digital,” lanjut Fidri.
Melihat efektifitas yang ditimbulkan oleh digitalisasi pembiayaan, BRIsyariah memperluas penggunaan i-Kurma untuk segmen konsumer, khususnya produk Multi Faedah di tahun 2020. Pembiayaan Multi Faedah adalah pembiayaan untuk berbagai keperluan calon nasabah yang bersifat konsumtif dengan sumber pembayaran penghasilan tetap.
"Pembiayaan konsumer Multi Faedah merupakan salah satu produk pembiayaan unggulan kami. Karena itu kami mengakselerasi prosesnya agar pelayanan pada nasabah makin excellent.”
Fidri menambahkan meskipun pertumbuhan pembiayaan BRIsyariah pesat, BRIsyariah tetap selektif. “Kami tetap berpegangan pada prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan,” tegas Fidri.
Baca Juga: BRI Bukukan Penjualan ORI017 secara Fantastis, Capai Rp 2,19 Triliun
Fidri melihat masih banyak sektor produktif yang berpotensi berkembang di masa pandemi COVID-19. “Kami akan menyasar pada sektor produktif yang tetap dibutuhkan pada masa pandemi seperti pangan, pertanian, peternakan, alat kesehatan, dan obat-obatan. Di tengah pandemi seperti ini kita harus saling membantu untuk memudahkan pelaku usaha yang membutuhkan bantuan pengembangan usaha karena UMKM merupakan salah satu penggerak dan tulang punggung perekonomian nasional,” pungkasnya.