Suara.com - Tokoh Enterpreneur Indonesia, Sandiaga Uno berharap pemerintah pusat dan daerah mereorientasi sektor ekonomi dalam menyikapi keadaan terkini.
Menurut Sandiaga Uno, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam menjaga roda ekonomi di Jakarta, bahkan secara umum di Indonesia. Sehingga demi menghidupkan ekonomi masyarakat di tengah COVID-19, revitalisasi UMKM menjadi kunci.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, UMKM yang merupakan penyumbang 97 persen lapangan kerja, memiliki masa sulit dengan menurunnya penjualan, kendala permodalan, menurunnya pesanan, logistik yang tidak lancar, hingga acaman gagal bayar yang berpotensi bermasalah pada sektor keuangan
Karenanya, pemerintah perlu memprioritaskan kembali fokus ekonomi, pasalnya di setiap krisis peran UMKM sangat besar untuk bangkit.
Baca Juga: Serahkan Bantuan Modal ke Pelaku UMKM, Jokowi: Memang Isinya Tidak Banyak
"Pemerintah saat ini sudah membuat paket kebijakan untuk membantu pelaku UMKM dengan anggaran Rp 34,15 triliun, namun realisasinya masih rendah. Padahal pelaku UMKM juga memiliki keluarga yang harus dihidupi, ditambah adanya tekanan akibat naiknya biaya rumah tangga," kata Sandi dalam keterangannya, Rabu (15/7/2020).
Dengan kondisi seperti itu, Sandi menyarankan pemerintah Indonesia harus membalikan tren saat ini. Caranya adalah dengan memberikan dukungan insentif dan serial paket kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.
Selain itu, kendala lain yang dihadapi para pelaku UMKM dalam masa pandemi ini adalah terganggunya pasokan terutama yang tergantung pada barang impor dan produk kesehatan serta pangan.
Dia menegaskan, ada lima gagasan aman pangan yang bisa dijalankan untuk memajukan peningkatan sector pertanian. Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi bahwa akan terjadi krisis pangan secara global.
Di Indonesia, produksi beras Indonesia tahun 2019 berada di kisaran 31, 31 juta ton, sedangkan kebutuhan beras sebesar 29.6 juta ton per tahun.
Baca Juga: Dinilai Masih Rendah, Ini Kunci Keberhasilan UMKM di Pasar Digital
Founder OK OCE Indonesia ini mengatakan, permintaan pangan saat ini sangat besar. Dia juga menyatakan lima gagasan aman pangan, yakni di era pandemi, negeri ini berpeluang mengejar defisit dan mencegah krisis pangan. Kedua, menumbuhkan ketahanan pangan mulai dari lingkup keluarga hingga bangsa.
Ketiga, melipatgandakan kapasitas produksi pangan lokal. Keempat, perkaya food mix dengan bahan baku asli Indonesia, terutama ikan. Terakhir, terapkan teknologi, ciptakan green jobs untuk generasi muda.
Sementara itu, KAHMIPreneur yang meluncurkan gerakan Agropreneur dalam programnya melalui Founder KAHMIPreneur Kamrussamad menjelaskan, sekarang ini bagaimana dunia masih menghadapi fokus akan memberikan kebijakan fiscal ke penduduknya.
Menurutnya, pandemi ini memberikan efek secara keseluruhan sehingga semuanya terdampak bahkan pertumbuhan Indonesia di kisaran level 0,4 persen dan yang lebih terdampak akan ada penambahan pengangguran hingga 5-6 juta orang.
Pemerintah juga sudah memberikan kebijakan fiskal Kamrussamad menegaskan, kapan sebaiknya new normal diterapkan, menurutnya Indonesia belum bisa pastikan apakah sudah dipuncak atau sedang turun, karena dalam beberapa hari ini sudah tembus di atas 2.000 orang positif Covid-19.
"Idealnya new normal diterapkan bila kurva kita sudah di puncak. Kita harus belajar dengan negara lain. Salah satunya Vietnam, ada Jerman, New Zealand apa hubungannya dengan argopreneur. Kebutuhan pangan ini adalah kunci utama sehingga tidak akan ada kelangkaan pangan," imbuh dia.
Menurutnya, ada beberapa sektor usaha tidak bisa tumbuh seperti real estate, financial service, pariwisata dan transportasi. Tapi ada juga bisnis yang jadi kekuatan baru yaitu agriculture.
"Karena kebutuhan kita masih belum bisa dipenuhi di dalam negeri maka masih impor. Sehingga, perlu adanya perkembangan dalam usaha argopreneur," pungkasnya.