Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada Selasa ini bisa berpotensi melemah terhadap dolar AS.
Menurut pengamatannya, nilai tukar rupiah mendapatkan tekanan hari ini setelah indeks saham AS semalam dan pagi ini sebagian indeks saham Asia melemah, karena kekhawatiran pasar terhadap meningginya kasus covid-19 secara global dan masih memanasnya ketegangan hubungan antara AS dan Tiongkok.
Selain itu, negara bagian California, AS melakukan lockdown kembali karena naiknya angka penularan covid-19. Lockdown ini bisa menganggu pemulihan ekonomi AS.
Ditambah lagi, soal hubungan AS-China, kali ini AS mempermasalahkan klaim kepemilikan China terhadap sumber daya di Laut China Selatan.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Masih Akan Tergerus Dolar AS Imbas Kasus Corona Baru
"Rupiah mungkin tertekan ke arah resisten Rp 14.550 dengan support di kisaran Rp 14.350," ujar Ariston dalam riset hariannya, Selasa (14/7/2020).
Di sisi lain, tambah Ariston, pasar juga masih mempertimbangkan potensi pemulihan ekonomi global di tengah pandemi yang bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko termasuk rupiah.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Senin kemarin (13/7/2020) berada di level Rp 14.425 per dolar AS. Level itu menguat dibanding pergerakan Jumat pekan sebelumnya di level Rp 14.435 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Senin kemarin berada di level Rp 14.486 per dolar AS. Posisi itu menguat dibandingkan pada Jumat pekan sebelumnya yang di level Rp 14.501 per dolar AS.
Baca Juga: Apa Itu Redenominasi Rupiah? Sri Mulyani Gagas Mata Uang Rp1.000 Jadi Rp 1