Suara.com - Posisi harga emas merosot pada perdagangan akhir pekan kemarin karena kenaikan pasar saham AS yang menahan aliran dana ke emas.
Emas masih di jalur kenaikan mingguan kelima berturut-turut setelah melonjak ke level tertinggi dalam hampir sembilan tahun minggu ini seiring lonjakan infeksi COVID-19.
Mengutip CNBC, Senin (13/7/2020) harga emas spot turun 0,3 persen ke posisi 1.797,89 dolar AS per ounce. Emas berjangka AS ditutup turun 0,1 persen pada level 1.801,09 dolar AS per ounce.
Secara mingguan, emas telah naik lebih dari 1,4 persen setelah rally ke level tertinggi sejak September 2011 di posisi 1.817,71 dolar AS pada hari Rabu.
Baca Juga: Selain Emas, di India juga Ada Masker Bertatahkan Berlian, Segini Harganya
Saham AS menguat pada hari Jumat karena pembaruan positif dari obat antivirus Gilead untuk mengobati COVID-19 melawan saraf mengimbangi kabar rekor kenaikan dalam kasus virus corona di AS.
Lebih dari 60.500 infeksi COVID-19 baru dilaporkan di seluruh Amerika Serikat pada hari Kamis minggu lalu, peningkatan satu hari terbesar di negara mana pun sejak pandemi muncul di China tahun lalu.
Di logam lain, perak sedikit berubah ke 18,66 dolar AS per ounce. Ini melonjak ke level tertinggi sejak September 2019 pada hari Kamis, menempatkannya di jalur untuk kenaikan minggu kelima berturut-turut.
Paladium naik 1,3 persen menjadi 1.968,01 dolar AS per ounce, platinum turun 1,9 persen pada 817,94 dolar AS per ounce.
Baca Juga: 11,89 Juta Orang Positif Corona, Harga Emas Dunia Kembali Naik