“Dari sisi transformasi digital, BRI menginovasi produk, bisnis proses dan operasional, dengan menyesuaikan perilaku masyarakat, seperti menghadirkan pinjaman digital dan simpanan digital dengan tetap tumbuh sehat melalui selective growth. Sedangkan transformasi culture berpusat pada perubahan kultur yang berbasis kinerja, sehingga masing-masing individu bisa merancang keberhasilannya sendiri,” tambahnya.
Selain itu dari sisi kultur, penerapan work from home (WFH) dan flexy working, perubahan fungsi - peran jaringan kantor BRI, dan penerapan protokol kesehatan di seluruh kantor BRI menjadi sesuatu yang biasa. Dengan program transformasi yang sedang dilakukan, BRI juga mengambil peran aktif dalam kaitannya penyelamatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Krisis kali ini menyerang seluruh segmen lapisan masyarakat, tak terkecuali UMKM, dimana mereka tidak bisa menjalankan aktivitas ekonominya karena pandemi. BRI sebagai bank UMKM terbesar di Indonesia, tidak tinggal diam melihat kondisi yang ada dan sejak awal pandemi, BRI telah melakukan terobosan dalam kaitannya penyelamatan UMKM di Indonesia,” urai Sunarso.
Hingga akhir Juni 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi terhadap 2,9 juta nasabah UMKM, dengan pinjaman mencapai Rp 176 triliun, dimana restrukturisasi dilakukan melalui penurunan suku bunga dan penundaan pembayaran suku bunga dan/atau pokok maksimal sampai 12 bulan.
Baca Juga: Bank BRI - Kemenkop dan UKM Selamatkan UMKM Terdampak Covid-19
Selain itu, BRI juga telah mendistribusikan stimulus tambahan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahap pertama yang telah diterima dari pemerintah senilai Rp 12,9 miliar kepada lebih dari 211 ribu debitur KUR di seluruh Indonesia
Sebagai upaya untuk membangkitkan UMKM kembali, BRI juga telah mendapatkan penempatan dana dari pemerintah sebesar Rp 10 triliun sebagai pelaksanaan PMK No. 70.
“BRI berkomitmen menyalurkan dana tersebut, minimal sebesar Rp 30 triliun dalam 3 bulan ke depan, yang difokuskan kepada sektor UMKM, dengan sektor pangan dan pertanian sebagai prioritas,” imbuh Sunarso.