Suara.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bakal mendapatkan dana talangan sebesar Rp 3,5 triliun. Dana ini diperlukan agar perseroan bisa bertahan di tengah situasi pandemi virus corona.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menerangkan dana tersebut akan digunakan untuk, biaya pegawai, biaya operasional dan menutupi kas yang saat ini sedang negatif.
Menurutnya, biaya pegawai akan memakan dana talangan lebih besar daripada biaya lainnya yaitu sebesar Rp 1,25 triliun.
"KAI beserta group punya pegawai 46 ribu, induk 30 ribu, anak usaha ada 6 anak usaha sekitar 16 ribu. Kami tidak akan mengambil kebijakan PHK dan pemotongan gaji sehingga kami memerlukan likuiditas sekitar Rp 1,25 triliun untuk membiayai pegawai," ujar Didiek dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Baca Juga: Dua Kereta Api di Republik Ceko Bertabrakan, Dua Orang Tewas
Selain itu, lanjut Didiek, perseroan akan menggunakan dana talangan untuk biaya perawatan sarana perkeretaapian yang sebesar Rp 680 miliar.
"Kemudian, perawatan prasana termasuk bangunan sepanjang lintas nilainya Rp 374 miliar," ucap dia.
Didiek menambahkan, dana talangan ini akan digunakan biaya bahan bakar sebesar Rp 550 miliar dan biaya pendukung operasional lainnya sebesar Rp 280 miliar.
"Ini komponen terbesar untuk biaya pegawai 36 persen. Sedangkan 21 persen untuk perawatan prasarana termasuk bangunan, dan 19 persen untuk sarana perkeretaapian," tukas Didiek.
Baca Juga: Jepang Luncurkan Kereta Cepat, Diklaim Antigempa dan Bencana