Suara.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menyebut akan adanya sinyal kebangkrutan maskapai nasional akibat pandemi COVID-19 yang sebelumnya sudah dialami lebih dulu oleh maskapai di sejumlah negara.
“Bapak Ibu mengetahui juga banyak maskapai yang menyatakan kebangkrutan. Di dekat kita ada Thai Airways. Jadi enggak usah terlalu kaget kalau dalam waktu dekat ada maskapai di Indonesia yang tidak tahan lagi,” kata Irfan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR di Jakarta, ditulis Rabu (8/7/2020).
Pernyataan tersebut menanggapi usulan diskon yang dinilai tidak mungkin diberikan lagi karena kondisi keuangan maskapai sendiri sudah terpuruk akibat pembatasan penumpang selama pandemi COVID-19.
“Betul penting untuk memperoleh harga murah, tapi mohon dipahami hari ini industri penerbangan mengalami pukulan yang sangat besar, kita jumlah penumpang tinggal 10 persen. Kalau diminta diskon lagi harga yang rendah mungkin klasifikasi kita sebentar lagi menjadi makin sulit,” katanya.
Baca Juga: Kisah Garuda Indonesia Cuma Angkut 15 Penumpang ke Bali
Salah satu sektor yang erat kaitannya dengan industri penerbangan adalah sektor pariwisata di mana maskapai Garuda sendiri kehilangan penumpang wisatawan mancanegara (wisman) dari sejumlah negara penyumbang terbesar wisman, salah satunya Australia.
Apalagi Australia sudah memberlakukan pelarangan bagi warganya untuk bepergian hingga akhir tahun, termasuk ke Bali.
Dia menyebutkan jumlah wisman turun drastis akibat pandemi COVID-19 sebesar 87 persen di April 2020 dan semakin anjlok menjadi 90 persen di Mei 2020.
“Kita berharap pariwisata ini mulai meningkat di bulan Juli 2020 ini, namun kami saksikan ada beberapa yang perlu kita perhatikan dalam ‘recovery’ (pemulihan) pariwisata ini. Ini kerja sama penting. Karena begitu industri ini pulih, pariwisata akan pulih dengan cepat,” katanya.
Untuk itu, Irfan mengatakan pihaknya berfokus pada wisatawan dalam negeri dan mengupayakan agar masyarakat kembali percaya diri untuk melakukan penerbangan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat meskipun berdampak ke pendapatan.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Jika Garuda Indonesia Ditutup Ini yang Akan Terjadi
“Jadi, Garuda dan teman-teman di industri operator penerbangan, fokus memastikan new normal dalam pesawat karena penting meningkatkan ‘confidence’ masyarakat untuk berpergian. garuda menekankan sekali soal ini. Kita fokus sekali ke ‘physical distancing’. walaupun kita tahu dari sisi operasi dan pendapatan ini punya pengaruh yang besar. Tapi, buat kami lebih penting lagi yakinkan publik yakin terbang lagi sehingga pulih dari industri lebih cepat,” ujarnya.