Suara.com - PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) baru saja menerima kapal tanker berjenis Long Range 2 (LR2) yang ke-7 tahun ini dari total 8 kapal tanker yang telah diserahterimakan di tahun ini.
Sejak kuartal pertama 2020, Perseroan telah menerima pengiriman 3 kapal tanker dengan total kapasitas sebesar 253.801 DWT. Penambahan kapal tersebut menambah armada Perseroan menjadi 33 kapal dengan total kapasitas 2,3 juta DWT, dimana 17 kapal merupakan jenis LR2/Aframax (ukuran 80.000 – 119.999 DWT).
Kapal yang dibeli tersebut berukuran 109.647 DWT, dengan panjang 245 meter (sebagai perbandingan, kapal tanker tersebut lebih besar dari gedung 56 lantai). Dengan pembelian kapal ini, pertumbuhan Perseroan dari 2019 sampai sekarang telah mencapai 16 kapal dan meningkatkan kapasitas angkut efektif sebesar 142% dengan investasi sekitar 300 juta dolar AS. Hanya dari kuartal pertama sampai kuartal kedua 2020 total kapasitas efektif telah meningkat sebesar 20%.
Strategi Perseroan membeli kapal tanker mid-cycle yang memiliki margin lebih tinggi dengan umur sekitar 10-15 tahun dari pemilik-pemilik ternama bersamaan dengan kontrak yang stabil meminimalisir resiko dan mengoptimalkan tingkat imbal balik.
Baca Juga: Kapal Tanker Terbakar di Belawan Tewaskan 7 Orang, Polisi Periksa 12 Orang
Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk, Kevin Wong yakin bahwa membeli kapal midcycle menekan resiko jauh lebih rendah dibandingkan dengan membeli kapal baru.
“Sebagai perbandingan, dengan harga satu kapal baru, kami bisa mendapatkan 3 kapal berusia 10-15 tahun, sehingga kami dapat menghasilkan pendapatan 3 kali lebih besar dengan kapal midcycle sambil mengurangi resiko modal kami sebesar 80%. Dengan begitu, Perseroan dapat mengembangkan armadanya dengan tetap menjaga rasio hutang yang rendah,” kata Kevin dalam keterangannya, Kamis (2/7/2020).
Mengkombinasikan strategi ini dengan kontrak yang stabil, BULL telah dapat mengembangkan armadanya dari 8 kapal tanker dengan total kapasitas 202.782 DWT pada tahun 2013 menjadi 2,3 juta DWT saat ini sambil secara bersamaan menurunkan rasio hutang terhadap EBITDA menjadi setengahnya, suatu bukti nyata konsistensi arus kas dan profitabilitas yang kuat Perseroan.
Perseroan berencana untuk melanjutkan pengembangan armadanya dengan prinsip kehati-hatian, mengingat posisi keuangan Perseroan yang kuat dan peluang yang berkelanjutan dipasar domestik dan internasional.
“Memasuki tahun 2020, BULL yakin akan prospek usaha yang positif karena perkiraan dinamika
permintaan dan pasokan kapal tanker yang ketat, akibat dari rendahnya pemesanan pembangunan
kapal baru dalam konstruksi dititik terendah selama lebih dari 20 tahun terakhir, ditambah dengan tiga
peraturan IMO baru yang wajib diimplementasikan antara tahun 2020-2025. Katalis ini kemudian
menjadi lebih besar karena pandemi COVID-19, yang menyebabkan peningkatan permintaan kapal tanker untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan minyak terapung,” kata Kevin Wong.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Kapal Tanker di Belawan Medan Jadi 7 Orang
“Strategi awal ditambah peluang dari pandemi COVID-19 mendorong pertumbuhan kinerja dan peluang Perseroan," lanjutnya.