Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Juni 2020 sebesar 0,18 persen, laju inflasi ini disebabkan karena daya beli masyarakat yang rendah akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, dari 90 kota yang dipantau BPS pada Juni 2020, 76 kota mengalami inflasi sementara 14 kota mengalami deflasi.
"Perkembangan harga pada Juni 2020 ini secara umum menunjukkan adanya kenaikan meskipun tipis, berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota pada Juni 2020 ini terjadi inflasi sebesar 0,18 persen," kata Kecuk saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Kecuk menambahkan, inflasi tertinggi terjadi di kota Kendari dimana terjadi inflasi sebesar 1,33 persen sementara inflasi terendah terjadi di Makassar 0,01 persen, sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Ternate dengan 0,34 persen dan deflasi terendahnya ada di Padang Sidempuan sebesar minus 0,02 persen.
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Masih Rendah Pemerintah Malah Naikan Tiket Pesawat
Dengan begitu, maka tingkat inflasi tahun kalender Januari sampai dengan Juni 2020 sebesar 1,09 persen sementara inflasi tahunan adalah sebesar 1,96 persen.
Kecuk menyebut, penyebab utama laju inflasi sebesar 0,18 persen disebabkan oleh kenaikan harga ayam ras dan telur ayam ras. Sementara penghambat laju inflasi adalah turunnya harga bawang putih dan cabai merah.