Rencana IPO Subholding Pertamina untuk Kebutuhan Modal 133 Miliar Dolar AS

Senin, 29 Juni 2020 | 18:32 WIB
Rencana IPO Subholding Pertamina untuk Kebutuhan Modal 133 Miliar Dolar AS
Truk tangki penyalur BBM milik Pertamina
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan rencana menawarkan saham atau Initial Public Offering (IPO) subholding ke publik bukan tanpa alasan. 

Pasalnya, dana dari IPO itu untuk memenuhi kebutuhan belanja modal perseroan yang mencapai 133 miliar dolar AS pada tahun 2020.

Kendati begitu, Direktur Strategic Planing Pertamina Iman Rachman menyatakan, saat ini belum diketahui, besaran dana IPO yang akan digunakan untuk belanja modal.

"Kalau mau melakukan IPO, pertama kita lihat kebutuhan dana kita. Kebutuhan Capex kita 133 miliar dolar AS," ujar Iman dalam Rapat Dengar Pendapatan dengan Komisi VII, Senin (29/6/2020).

Baca Juga: Dirut Pertamina Tak Mau Buru-buru IPO Anak Usaha

Menurut Iman, IPO bukan langkah terakhir dalam mencari dana. Ia mengibaratkan IPO ini seperti pinjaman dari perbankan.

"Jadi, ini bukan akhir. Sama saja kaya pendanaan perbankan," ucap dia.

Dalam hal ini, Iman menegaskan, IPO ini bukan semata-mata saham subholding dikuasai oleh investor. Ia kembali menjelaskan IPO salah satu pilihan mendapatkan dana. 

"Dalam IPO memang ada public disitu. Mereka tidak kontrol di situ," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati tak ingin terburu-buru untuk menawarkan saham anak usahanya atau Initial Public Offering (IPO). Menurutnya, pihaknya akan meningkat nilai kapitalisasi pasar dengan cara merestrukturisasi subholding yang ada.

Baca Juga: Pemerintah Masih Nunggak Utang Rp 51 Triliun ke Pertamina

Hal itu, Nicke sampaikan saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (29/6/2020).

"Sebelum IPO harus tingkatkan value dulu, harus persiapan dulu, contoh kilang semua sebelumnya call center sekarang jadi subholding. Kita engga serta merta jadi IPO, perlu market cap. Restrukturisasi hanya satu bagian saja," kata Nicke.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI