Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku telah mengantongi sedikitnya 21 perusahaan yang bakal mencatatkan saham perdananya melalui skema Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat.
"Sampai saat ini ada 28 pencatatan saham baru, pipeline berapa? Sampai saat ini ada 21 lagi," kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa BEI I Gede Nyoman Yetna dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/6/2020).
Sayangnya, Nyoman tak merinci perusahaan apa yang dimaksud dan apakah ada perusahaan yang berskala besar yang akan IPO.
"Penyebaran pipeline 21 ini, melihat aset kecil di bawah Rp 50 miliar," kata Nyoman singkat.
Baca Juga: BEI Beri Diskon Biaya Pencatatan 50 Persen Bagi Perusahaan yang Mau IPO
Pihak BEI mengklaim bahwa minat perusahaan yang ingin IPO, masih cukup tinggi meski di tengah mewabahnya Virus Corona atau Covid-19.
"Dalam kondisi makro (external environment) yang dinamis seperti saat ini, kita patut bersyukur bhw minat IPO di Indonesia tinggi," katanya.
Berdasarkan data dari Ernst & Yourng global report, Nyoman mengatakan Indonesia menempati posisi tertinggi dari jumlah yang melakukan IPO di ASEAN sampai dengan saat ini.
Adapun pertimbangan perusahaan untuk tetap melaksanakan IPO diantaranya, kebutuhan dana dari perusahaan untuk mengembangkan usaha, adanya dukungan kebijakan Otoritas Pasar Modal yang memberikan relaksasi jangka waktu umur Laporan Keuangan & Laporan Penilai dalam rangka Penawaran Umum yaitu selama 2 bulan.
"Dan yang tidak kalah pentingnya juga adalah adanya support dari investor pasar modal untuk berpartisipasi di perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana," kata Nyoman.
Baca Juga: Menko Airlangga Harap Dana Asing yang Keluar dari BEI Bisa Balik Lagi