Suara.com - Harga minyak dunia berhasil rebound atau naik 2 persen usai pada perdagangan hari sebelumnya anjlok 5 persen. Kenaikan ini dipicu oleh tanda-tanda perbaikan dalam ekonomi AS dan kenaikan permintaan bahan bakar minyak di negara itu.
Tetapi penguatan harga minyak dibatasi oleh meningkatnya kasus Covid-19 di beberapa negara bagian Amerika.
Mengutip CNBC, Jumat (26/5/2020) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 74 sen, atau 1,8 persen, menjadi 41,05 dolar AS per barel.
Sedangkan patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 71 sen, atau 1,9 persen, menjadi 38,72 dolar AS per barel.
Baca Juga: Rahasia Panjang Umur, Tambahkan Minyak Zaitun ke Dalam Makanan
Harga minyak turun di awal sesi, kemudian menemukan dukungan karena data menunjukkan lebih sedikit orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran pada pekan lalu dan pesanan barang modal utama rebound pada Mei.
Namun, penurunan klaim pengangguran yang kurang dari perkiraan analis, data lain mendukung ekspektasi bahwa PDB kuartal kedua dapat menyusut sebanyaknya 40 persen pada tingkat tahunan.
Untuk memulai ekonomi dunia yang dihancurkan oleh virus corona, bank sentral Amerika Serikat (AS) menggelontorkan triliunan dolar dalam bentuk stimulus.
Namun, kekhawatiran investor tentang permintaan minyak tetap bertahan sehari setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan resesi global yang lebih dalam dari ekspektasi sebelumnya.
Rekor pemotongan pasokan minyak mentah oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya membuat pasar minyak jauh lebih kuat ketimbang April lalu, ketika Brent mencapai level terendah 21-tahun di bawah 16 dolar AS per barel dan minyak mentah WTI berubah menjadi negatif.
Baca Juga: Kelakuan Kocak Warganet Takut Cipratan Minyak, Netizen: Percobaan Mantab!