Buana Lintas Lautan Optimis Kinerja Kuartal II 2020 Lebih Moncer

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 25 Juni 2020 | 09:54 WIB
Buana Lintas Lautan Optimis Kinerja Kuartal II 2020 Lebih Moncer
Ilustrasi pencatatan keuangan. (Pixabay/stevepb)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) melaporkan pencapaian laba bersih sebesar 19,7 juta dolar AS dengan pendapatan usaha sebesar 43,1 juta dolar AS di kuartal pertama tahun 2020 dibandingkan dengan laba bersih sebesar 4,1 juta dolar AS dan pendapatan sebesar 23,4 juta dolar AS di kuartal pertama tahun 2019.

"Ini merupakan 4,8x dan 1,8x dari angka yang tercatat di kuartal pertama tahun 2019. Peningkatan hasil yang terjadi dikarenakan pertumbuhan armada memecahkan rekor dengan 13 kapal tanker tambahan, semua kapal tambahan adalah kapal tanker besar dengan margin lebih tinggi dan peningkatan kontribusi dari pasar internasional dengan margin lebih tinggi," kata Direktur Utama Buana Lintas Lautan Kevin Wong dalam keterangannya, Kamis (25/6/2020).

Kevin menyebut, antara 1 Januari 2019 sampai 31 Desember 2019, BULL menerima 8 kapal tambahan ke dalam armadanya. Karena penerimaan kapal secara bertahap, maka kapal-kapal tersebut tidak sepenuhnya berkontribusi di triwulan pertama 2019, tetapi kapal-kapal tersebut beroperasi penuh di triwulan pertama tahun 2020.

Selain itu, BULL juga membeli 5 kapal lainnya di triwulan pertama tahun 2020, yang mana beroperasi secara bertahap di triwulan pertama 2020. Secara keseluruhan, kapasitas tonase efektif armada meningkat dari 875.142 DWT menjadi 1.716.107 DWT, sebuah peningkatan sebesar 96,1%. Jumlah kapal tanker meningkat dari 17 kapal menjadi 30 kapal.

Baca Juga: Laba Bersih Hutama Karya Diprediksi Tergerus 183,08 Persen

"Pada saat yang bersamaan, rata-rata pendapatan Time Charter Equivalent (“TCE”) untuk semua segmen kapal tanker BULL meningkat dikarenakan diversifikasi usaha BULL merambah pasar internasional," kata Kevin.

Dalam 20 tahun terakhir kata Kevin, rata-rata pendapatan TCE untuk segmen kapal tanker utama BULL di pasar internasional adalah 52% lebih tinggi dari pasar domestik.

Saat kuartal pertama tahun 2019, sekitar 20% pendapatan TCE BULL adalah berasal dari pasar internasional. Ini meningkat menjadi sekitar 35% di kuartal pertama tahun 2020. Selain itu, di pasar kapal tanker internasional, tingkat harga TCE untuk kapal tanker berukuran Long Range 2 (LR2) dan handy-sized rata-rata meningkat sebesar 21,5%.

"Kenaikan tingkat TCE untuk segmen kapal tanker BULL dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu tingkat pemesanan kapal baru yang rendah, kenaikan permintaan dan penurunan pasokan," tutur Kevin.

Tingkat pemesanan newbuildings (kapal baru yang sedang dalam konstruksi) berada pada tingkat terendah dalam lebih dari 20 tahun terakhir.

Baca Juga: Data BEI: Total Laba Bersih Emiten di 2019 Turun 2 Persen

Artinya, tidak banyak kapal tanker baru yang akan menambah armada tanker dunia. Secara bersamaan, permintaan untuk kapal tanker minyak meningkat karena jarak transportasi yang lebih jauh dan adanya disrupsi akibat implementasi peraturan IMO 2020 yang membutuhkan bahan bakar yang lebih bersih untuk semua jenis kapal.

Laba bersih Perseroan termasuk keuntungan luar biasa bersih sebesar 6,3 juta dolar AS. Hal ini terutama disebabkan oleh keuntungan non-tunai dari kurs valuta asing karena beberapa pinjaman bank Perseroan adalah dalam Rupiah, sementara laporan keuangan Perseroan adalah dalam mata uang fungsional Dolar AS.

"Maka, ketika mata uang Rupiah melemah, hal ini tercatat sebagai keuntungan mata uang asing," ucap Kevin.

Prospek ke Depan

Selain fundamental pasokan dan permintaan yang kuat untuk jangka menengah dan panjang, timbulnya pandemi COVID-19 telah semakin memperkuat tingkat harga sewa kapal tanker ke dalam triwulan kedua 2020.

Karena produsen minyak global tidak dapat mengurangi produksi dengan cepat, sementara permintaan/konsumsi minyak menurun dengan tajam, ini berarti semakin banyak minyak yang harus disimpan setiap hari, sehingga mengakibatkan fasilitas penyimpanan/kilang minyak di darat semakin penuh.

"Hal ini menciptakan permintaan yang besar untuk penyimpanan terapung pada kapal tanker minyak, seperti kapal tanker milik BULL," kata Kevin.

Pada satu masa, lebih dari 240 kapal tanker minyak disewa sebagai tempat penyimpanan terapung.

Dampak tambahan dari meluapnya fasilitas penyimpanan minyak di darat yaitu kapal tanker harus menunggu lebih lama, dan operasi bongkar muatan membutuhkan waktu lebih banyak karena tanker harus menunggu giliran untuk membongkar muatan.

Ini menciptakan antrian keluar/masuk pelabuhan yang parah, yang mana menyerap pasokan kapal tanker tambahan, memperketat situasi pasokan permintaan.

"Semua faktor ini menghasilkan lonjakan tingkat harga sewa hingga 173.000 dolar AS/hari untuk kapal tanker ukuran LR2 dan 73.000 dolar AS/hari untuk kapal tanker ukuran handy-size, tingkat harga sewa tertinggi dalam sejarah," tutur Kevin.

Ini telah menghasilkan tingkat harga sewa rata-rata TCE untuk BULL pada kuartal kedua 2020 yang jauh lebih tinggi daripada kuartal pertama 2020 dan akan mendorong pendapatan dan laba pada kuartal kedua 2020.

Faktor lain untuk pertumbuhan pendapatan dan laba adalah perkembangan armada BULL yang berkelanjutan di mana kapal tanker tambahan akan bergabung dengan armada BULL, karena
Perusahaan berencana untuk melanjutkan pertumbuhan armada dengan prinsip kehatihatian.

Pada saat yang sama, 5 kapal tanker besar yang dibeli pada kuartal pertama 2020 akan sepenuhnya berkontribusi pada kuartal kedua 2020, sehingga secara signifikan akan mendorong pertumbuhan efektif armada.

"Mengingat hal-hal tersebut di atas, Direksi Perseroan mengantisipasi kinerja Perseroan untuk Kuartal Kedua tahun 2020 akan lebih tinggi daripada Kuartal Pertama tahun 2020 secara material," pungkas Kevin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI