Suara.com - Keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah memberikan banyak manfaat kepada pesertanya. Salah satunya dirasakan oleh Gantini.
Seorang guru SDN ini telah merasakaan manfaat yang besar dari JKN-KIS.
“Program JKN-KIS, adanya BPJS Kesehatan telah memberikan manfaat yang besar bagi saya. Saya sangat tertolong sewaktu almarhum suami saya didiagnosa mengidap penyakit jantung. Sering kali waktu itu, suami saya masuk keluar rumah sakit. Sebulan bisa dua kali. Jika tidak ada BPJS Kesehatan, mungkin saya tidak akan bisa membayar biaya rumah sakit,” ujar Gantini, yang saat ini memiliki tiga anak.
Saat itu, ia juga merasa terpukul saat suaminya didiagnosis, tapi tidak dapat diberikan tindakan apapun, karena kondisi jantung suaminya sudah tidak berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Pemerintah Dinilai Abaikan Putusan MA Soal Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
“Dulu, suami saya didignosis oleh dokter sudah tidak dapat dilakukan tindakan. Biasanya kalau sakit jantung, kan bisa diambil tindakan pemasangan ring ataupun baypass. Nah sewaktu itu, suami saya tidak bisa dilakukan tindakan apa-apa. Bayangkan saja, suami saya dikasih sakit selama 3 tahun dan selalu masuk keluar rumah sakit. Saya sangat merasakan manfaat dari BPJS Kesehatan ini,” lanjutnya.
Dengan pengalamannya mendapatkan manfaat hal tersebut, ia selalu memberikan informasi kepada rekannya dan saudaranya, bahwa menjadi peserta BPJS Kesehatan sangat penting.
“Berdasarkan pengalaman yang saya alami, saya selalu beri tahu ke saudara, teman atau siapapun itu. Memiliki BPJS Kesehatan sangat penting. Saya selalu bilang, jangan dilihat dari sekarang, kita yang masih diberi kesehatan, jikalau kita sakit dan membutuhkan biaya yang sangat besar, pasti akan terasa sekali manfaatnya. Mungkin kalau sekarang kita sehat, itu merupakan sebuah rejeki yang diberi oleh Allah SWT. Untuk soal iuran yang kita bayarkan kita anggap sebagai sedekah saja,” lanjutnya.
Ia pun pernah merasakan langsung manfaat program JKN-KIS ini. Hal tersebut ia rasakan pada saat ia diharuskan memeriksa kesehatannya ke rumah sakit.
“Saya juga pernah merasakan. Kalau pakai biaya sendiri, bisa keluar biaya sampai Rp 14 juta. Makanya saya berterimakasih sekali kepada BPJS Kesehatan,” ujar Gantini.
Baca Juga: DPR Sesalkan Aturan Pemerintah Naikkan Tarif BPJS Kesehatan saat Pandemi