Antisipasi Krisis Pangan Dunia, Masyarakat Diminta Tanam Tanaman Pangan

Senin, 22 Juni 2020 | 10:05 WIB
Antisipasi Krisis Pangan Dunia, Masyarakat Diminta Tanam Tanaman Pangan
Koppontren Al Ittifaq menghasilkan beberapa komoditas unggulan, seperti jeruk dekompon, horenzo (bayam Jepang), cabai, wortel Sinkuroda, Butter Nut Pumpkin (labu madu), dan jagung. (Dok : LPDB)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demi mengantisipasi datangnya krisis pangan dunia, yang diprediksi badan pangan dunia (FAO), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM), mengajak masyarakat untuk menanam tanaman pangan dan meningkatkan koperasi pangan.

"Selain mendorong gerakan masyarakat untuk menanam tanaman pangan, kita juga harus terus meningkatkan koperasi pangan sebagai bentuk antisipasi datangnya krisis pangan," kata Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM), Teten Masduki, saat mengunjungi Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq di kawasan Ciburial, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/6/2020).

Menurutnya, saat krisis pangan terjadi, maka takkan ada lagi negara yang menjual produk pangannya.

"Selain mendorong gerakan masyarakat untuk menanam tanaman pangan, kita juga harus terus meningkatkan koperasi pangan, sebagai bentuk antisipasi datangnya krisis pangan," tambahnya.

Baca Juga: Pasca Social Distancing, KSP BaloTa Minta Angsuran ke LPDB Ditunda

Menurut Teten, Koppontren Al Ittifaq merupakan salah satu koperasi sektor riil yang bergerak di sektor pangan, yang ke depan akan dikembangkan sebagai role model.

"Kemenkop akan mem-backup koperasi atau koppontren seperti itu melalui pembiayaan LPDB-KUMKM. Kita akan memprioritaskan sektor pangan," ucap Teten.

Dengan menerapkan sistem online, Teten yakin, Koppontren Al Ittifaq bakal menjadi percontohan bagi koppotren lainnya di Indonesia.

"Karena pesantren ini sudah transformatif, pro teknologi, dan sudah melek IT, kita akan mempercepat transformasi digitalisasi ekonomi, terutama untuk KUMKM," imbuh Teten.

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, sektor usaha yang sangat terdampak pandemi Covid-19 adalah perdagangan, jasa, dan industri.

Baca Juga: Persiapan Ramadan, LPDB-KUMKM Pastikan Pelayanan Tidak Kendur

"Sektor pertanian hanya sedikit yang terkena dampak. Kita punya program strategis One Pesantren One Product. Insya Allah, mulai Agustus mendatang, ekonomi kita melaju kembali," tandas Emil.

LPDB Beri Modal Kerja
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama  Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo mengungkapkan, minggu depan akan dilakukan akad kredit pembiayaan dana bergulir sebesar Rp 7,3 miliar untuk Koppontren Al Ittifaq.

"Dana bergulir itu merupakan modal kerja dan infrastruktur untuk kepentingan ekspor produk," kata Supomo.

Akad pembiayaan menggunakan pola akad Mudharabah untuk modal kerja, dengan nisbah bagi hasil 30 persen untuk LPDB-KUMKM dan 70 persen untuk koperasi. Sedangkan akad Murabahah untuk investasi dengan margin sebesar 3 persen per tahun, atau 15 persen selama lima tahun dari harga beli.

"Jangka waktu pembiayaan selama 60 bulan atau selama lima tahun sudah termasuk grace periode pengembalian pokok selama enam bulan," tambahnya.

Menurut Supomo, peran LPDB-KUMKM tidak hanya dalam pembiayaan, tetapi juga pendampingan.

"Pencairan pembiayaan ini masuk ke dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," lanjut Supomo.

Sementara itu, sesepuh Pondok Pesantren Al Ittifaq, KH Fuad Affandi menjelaskan, Koppontren Al Ittifaq yang berdiri pada 6 Juni 1997, memiliki total aset per Desember 2019 sebesar Rp 43,5 miliar.

"Kita bergerak di sektor usaha pertanian dan peternakan domba dan sapi," kata KH Fuad.

Koppontren Al Ittifaq menghasilkan beberapa komoditas unggulan, seperti jeruk dekompon, horenzo (bayam Jepang), cabai, wortel Sinkuroda, Butter Nut Pumpkin (labu madu), dan jagung.

"Pemasok hasil pertanian terdiri dari 270 petani binaan yang tersebar di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur," papar KH Fuad.

Ia menambahkan, hasil pertaniannya dipasarkan diantaranya melalui jaringan supermarket Superindo, Yogya Supermarket, Aeon Mall BSD, hingga pasar-pasar tradisional.

Selain penjualan secara konvensional, Koppontren Al Ittifaq juga melakukan penjualan secara online melalui aplikasi Alifmart.

"Koppontren Al Ittifaq saat ini, melakukan program kemitraan dengan Japan International Coorporation Agency (JICA) dan Programma Uitzending Manajer (PUM) Belanda," jelas KH Fuaf.

Terkait pembiayaan yang didapat dari LPDB-KUMKM, KH Fuad mengatakan, total plafon pembiayaan yang diterima sebesar Rp 7,3 miliar.

"Tujuan penggunaan dana bergulir tersebut untuk kebutuhan modal kerja dan investasi," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI