Suara.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi Koperasi Pasar (Koppas) Kranggan, di Jalan Raya Pasar Kranggan Nomor 12, Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (19/6/2020).
Dalam kunjungannya tersebut, Teten didampingi oleh Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Supomo, Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono.
"Kehadiran saya ke sini untuk mengecek pelaksanaan restrukturisasi pinjaman atau pembiayaan di Koppas Kranggan. Alhamdulillah, (pelaksanaan) cukup baik," kata Teten.
Teten mengatakan, kebijakan restrukturisasi pinjaman tersebut dilakukan untuk membantu koperasi dalam menjalankan roda perekonomian.
Baca Juga: Dua Perajin Bali Dapat Sertifikat HAKI dari Kemenkop dan UKM
Seperti diketahui, adanya pandemi Covid-19 ini telah memberikan dampak yang cukup signifikan dalam perekonomian.
Ia mengatakan Koppas Kranggan telah mendapat pinjaman dana bergulir yang merupakan program dari Kementerian Koperasi dan UKM sebanyak tiga kali sejak tahun 2011 hingga tahun 2020, dengan total plafon pinjaman sebesar Rp 30 Miliar.
Diketahui Koppas Kranggan merupakan satu dari 40 koperasi dan UMKM yang mendapatkan fasilitas relaksasi pemerintah berupa restrukturisasi pinjaman atau pembiayaan dana bergulir.
Teten pun mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi untuk mendorong perekonomian koperasi menjadi lebih baik lagi.
"KemenKop UKM menyiapkan strategi 3 fase untuk mempercepat pemulihan ekonomi kepada koperasi yang akan dilakukan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM)," ujarnya.
Baca Juga: Cegah Koperasi Bodong, Kemenkop dan UKM Latih Pembina dan Pendamping
Teten menjelaskan tiga fase untuk mempercepat pemulihan ekonomi kepada koperasi. Pertama, Fase Tanggap Bencana (Induksi). Kedua, Fase pemulihan ekonomi dan ketiga adalah penumbuhan ekonomi.
"Diharapkan dengan adanya program restrukturisasi yang telah dilakukan LPDB-KUMKM, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dapat juga melakukan penangguhan pembayaran pokok dan bunga kepada anggota, dan bagi UKM yang ditetapkan dalam program ini juga dapat melakukan inovasi terhadap kebutuhan tertentu yang meningkat selama pandemi Covid-19," ujarnya.