Suara.com - Pemerintah terus memitigasi dampak pandemi Covid-19 sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat. Upaya tersebut dilakukan melalui dukungan fiskal dalam APBN 2020, pemberdayaan UMKM, hingga program kemitraan umat.
Salah satu program pemberdayaan ekonomi rakyat adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun dari periode Januari sampai April realisasi penyaluran KUR baru sekitar 32 persen dari target.
“Total Realisasi penyaluran KUR dari Agustus 2015 sampai dengan 30 April 2020 sebesar Rp 534,07 triliun dengan outstanding sebesar Rp 172,5 triliun, jumlah debitur sebanyak 20,3 juta orang, dan Non Performing Loan (NPL) rendah sebesar 1,24 persen,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/6/2020).
Sedangkan penyaluran KUR tahun 2020, lanjut Airlangga, sampai dengan 30 April 2020 sudah mencapai Rp 61,09 triliun atau 32,15 persen dari target tahun 2020 sebesar Rp 190 triliun, dengan outstanding sebesar Rp 57,7 triliun, dan jumlah debitur sebanyak 1,7 juta orang.
Baca Juga: Bayar saat Panen Jadi Solusi BRIsyariah Bantu Nasabah Mikro dan KUR
“Berdasarkan provinsi, penyaluran KUR terbanyak di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara,” kata Airlangga.
Mengenai pembiayaan usaha Ultra Mikro dan Kecil, ada program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang ditujukan untuk kelompok wanita.
Pembiayaan Mekaar meningkat dari tahun ke tahun dengan jumlah penyaluran sebesar Rp 17,5 triliun pada tahun 2019 dan diberikan untuk 6 juta nasabah.
Sementara dana yang disediakan oleh Pemerintah untuk program Ultra Mikro (UMi) mencapai Rp 3 triliun di tahun 2019 dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Di Tengah Covid-19, BRI Optimistis Salurkan KUR sesuai Target Pemerintah