Garuda Indonesia Harus Tetap Terbang Meski Dalam Kondisi Perang

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 17 Juni 2020 | 08:41 WIB
Garuda Indonesia Harus Tetap Terbang Meski Dalam Kondisi Perang
Ilustrasi: Pesawat Garuda Indonesia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, Garuda Indonesia harus tetap terbang meski dalam keadaan perang. Perusahaan harus tetap bertahan dan melayani angkutan udara bagaimanapun kondisinya.

“Kenapa Garuda tidak dinamai Pesawat Indonesia oleh Bung Karno. Ini kan jelas sekali menunjukkan kepentingan lebih besar daripada terbang dari satu tempat ke tempat lain. Garuda memiliki kepentingan dan mandat menyambungkan pulau-pulau, suku-suku bangsa, dan memperkenalkan Indonesia ke dunia luar. Oleh karena itu, Garuda harus terbang, bahkan dalam perang pun,” kata Irfan ditulis Rabu (17/6/2020).

Pernyataan tersebut menyusul kondisi sulit yang dialami maskapai pelat merah itu akibat pandemi COVID-19.

Ia menyebutkan pendapatan yang diraih hanya 10 persen artinya selama pandemi ini sudah anjlok 90 persen dan 70 persen pesawat dikandangkan atau tidak terbang.

Baca Juga: Berangkat dari Jakarta, Garuda Indonesia Tergelincir di Banjarmasin

Namun pihaknya tidak menjadikan kondisi sulit tersebut sebagai alasan wajar jika perusahaan merugi.

“Jadi ini kewajiban kita. Kita tidak bisa berkelit penerbangan ini merugi, misalnya ‘maaf bapak yang mau pergi ke Ujung Pandang ketemu saudara atau ibunya meninggal cari jalan lain saja’. Enggak bisa, kita harus tetap terbang, karena itu lah kewajiban kita,” katanya.

Berkaitan dengan normal baru, pihaknya memiliki dua strategi yakni bertahan hidup dan beroperasi lebih kompetitif.

“Ini yang menarik untuk diamati. Jadi normal baru itu adalah kesempatan baru. Kita sebagai bangsa sepakat bahwa tata cara interaksi di antara kita harus kita ubah sedikit,” katanya.

Dalam melakukan penerbangan, saat ini calon penumpang diwajibkan untuk melampirkan dokumen kesehatan yakni hasil negatif untuk tes cepat atau PCR, melindungi diri, serta jaga jarak baik di bandara maupun di pesawat.

Baca Juga: Detik-detik Garuda Indonesia Tergelincir di Banjarmasin Kamis Sore

Irfan mengakui perubahan kebiasaan ini sulit bagi para calon penumpang, terlebih penerbangan adalah bisnis kebahagiaan, di mana penumpang dalam kondisi senang dan bahagia selama penerbangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI