Suara.com - Harga emas naik tipis imbas kekhawatiran atas wabah virus corona di China mengimbangi lonjakan Wall Street yang didorong rekor kenaikan penjualan ritel Amerika dan optimisme seputar obat Covid-19.
Mengutip CNBC, Rabu (17/6/2020) harga emas di pasar spot naik 0,09 persen menjadi 1.726,17 dolar AS per ounce. Emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,5 persen menjadi 1.736,50 dolar AS per ounce.
Otiritas Beijing menaikkan tingkat tanggap darurat Covid-19 menjadi II dari III. Ada lebih dari 100 kasus baru yang dikonfirmasi dalam beberapa hari terakhir.
Emas mengalami tekanan di awal sesi, didorong lonjakan saham Wall Street setelah data menunjukkan penjualan ritel Amerika naik 17,7 persen bulan lalu, kenaikan terbesar dalam rekor.
Baca Juga: Sandiaga Uno Kaget Prilly Latuconsina Dagang Emas
Ekuitas juga mendapat dukungan dari data yang menunjukkan penurunan angka kematian Covid-19 dalam uji coba obat steroid generik.
Bank of Japan mengatakan diperkirakan memompa sekitar 110 triliun yen (USD1 triliun) ke dalam perekonomian.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Investor juga terus mencermati meningkatnya ketegangan secara global, ketika pasukan India dan China bentrok di perbatasan yang disengketakan mereka, sementara Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang didirikan di kota perbatasan.
Logam lainnya, palladium melesat 1,54 persen menjadi 1.936,81 dolar AS per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 10 Juni, yakni 1.965,21 dolar AS per ounce, sementara platinum melonjak 1,52 persen menjadi 823,86 dolar AS per ounce. Perak naik 0,1 persen menjadi 17,45 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Tertinggal di Kereta, Swiss Cari Pemilik Emas Senilai 2,6 Miliar