Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengkhawatirkan akan terjadinya gelombang kedua second wave penularan virus corona atau Covid-19.
Menurut dia jika gelombang kedua wabah corona terjadi, tentu akan makin memukul lebih dalam lagi perekonomian global termasuk juga Indonesia.
"Jadi beberapa dari proyeksi ekonomi sudah mulai muncul, sudah membuat dua skenario yaitu kalau sampai terjadi double hit yaitu ada second wave maka ekonomi akan mengalami kontraksi hingga 7,6 persen tahun depan," kata Sri Mulyani dalam video teleconference di Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Maka dari itu dirinya berharap bahwa gelombang kedua wabah corona tak terjadi, karena akan semakin menyulitkan perekonomian global.
Baca Juga: Gegara Pandemi Covid-19, Sri Mulyani Dipusingkan Tambahan Anggaran Pilkada
"Kalau single hits prospeknya menjadi jauh agak sedikit lebih baik yaitu kontraksinya hanya 6 persen tapi itu juga sudah merupakan suatu kompleksi kontraksi yang dalam," katanya.
"Jangan lupa pertumbuhan ekonomi dunia awalnya diprediksi di atas 3 persen. Jadi kalau turun ke minus 6 tuh berarti turunnya hampir 9 persen, dari +3 menjadi -6 untuk ekonomi global. World Bank sendiri membuat proyeksinya 2020 minus 5,2 tanpa ada skenario double atau single hits dan untuk
tahun 2021 4,2 itu cukup dalam," katanya.
Sebelumnya, Beijing memberlakukan lockdown ketat setelah gelombang kedua Covid-19 muncul di ibu kota China mencegah penyebarannya ke provinsi lain, termasuk dengan melarang perjalanan keluar dari ibu kota.
Pejabat Beijing melaporkan pada hari Selasa ada 27 kasus Covid-19 baru yang dikonfirmasi untuk tanggal 15 Juni, menjadikan jumlah kumulatif infeksi dalam wabah kota saat ini menjadi 106.
Baca Juga: KPU Minta Anggaran Pilkada 2020 ke Menkeu Sri Mulyani Rp 4,77 Triliun