Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor Indonesia pada bulan Mei 2020 sebesar 8,44 miliar dolar AS, angka ini merosot cukup dalam sebesar 42,2 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Menanggapi hal ini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah Indonesia harus mewaspadai laporan BPS tersebut.
"Kinerja ekspor impor kita menjadi sesuatu yang perlu kita waspadai. Terutama dari sisi impor bahan baku dan barang modal kita mengalami penurunan yang cukup tajam," kata Sri Mulyani dalam video teleconference di Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Menurut dia, anjloknya kegiatan impor pada bulan Mei bisa mencerminkan industri manufaktur kedepannya, karena turunnya kegiatan impor bahan baku dan barang modal.
Baca Juga: KPU Minta Anggaran Pilkada 2020 ke Menkeu Sri Mulyani Rp 4,77 Triliun
"Ini tentu akan mempengaruhi kinerja dari sektor manufaktur dalam tiga hingga enam bulan ke depan bisa menjadi salah satu faktor karena yang sekarang ini terjadi tentu akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk berproduksi," katanya.
Sebelumnya, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan lesunya kegiatan impor selama bulan Mei merupakan yang terendah sejak 2009 yang diakibatkan pandemi virus corona atau Covid-19.
"Impor pada bulan Mei 2020 ini sebesar 8,44 miliar dolar AS dan itu seperti yang saya sampaikan mengalami penurunan yang dalam sekali 42,2 persen dibandingkan posisi bulan Mei 2019, pertanyaannya adalah posisi ini terendah sejak kapan kalau kita melacak lagi yang pernah terjadi itu adalah pada tahun 2009, pada 2009 pada waktu itu ada yang lebih rendah," kata Kecuk dalam konferensi pers melalui video teleconference di Jakarta, Senin (15/6/2020).
Kecuk menjelaskan impor nonmigas Mei 2020 mencapai 7,78 miliar dolar AS atau turun 33,36 persen dibanding April 2020. Apabila dibandingkan Mei 2019 juga turun 37,34 persen.
Sementara impor migas Mei 2020 mencapai 0,66 miliar dolar AS atau turun 23,04 persen dibanding April 2020, demikian juga apabila dibandingkan Mei 2019 turun 69,87 persen.
Baca Juga: Singgung 'Dana Celengan', Said Didu Disentil Keras Staf Khusus Sri Mulyani
Jika dilihat data lebih dalam lagi, penurunan impor nonmigas terbesar Mei 2020 dibanding April 2020 adalah golongan mesin dan peralatan mekanis sebesar 560,0 juta dolar AS (30,56 persen), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan kendaraan udara dan bagiannya sebesar 22,8 juta dolar AS (198,26 persen).