Suara.com - Wabah virus corona atau Covid-19 makin menginfeksi perekonomian nasional, terbaru laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kinerja ekspor Indonesia sepanjang bulan Mei 2020 mencapai titik terendahnya sejak Juli 2016.
Dalam laporan BPS tersebut dikatakan bahwa sepanjang bulan Mei 2020 nilai ekspor Indonesia mencapai 10,53 miliar dolar AS, angka ini turun 28,95 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai 14,83 miliar dolar AS.
"Bahwa ekspor kita pada bulan Mei 2020 ini adalah sebesar 10,53 miliar dolar AS, kalau kita lihat ke belakang pernah terjadi ekspor yang rendah pada bulan Juli 2016 yaitu sebesar 9,6 miliar dolar AS. Jadi kalau dilacak ke belakang ini adalah terendah sejak bulan Juli 2016," kata Kecuk dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin (15/6/2020).
Kecuk menjelaskan penurunan ekspor secara tahunan tersebut disebabkan oleh turunnya ekspor migas maupun non migas ke posisi yang cukup dalam.
Baca Juga: Indonesia Bisa Kehilangan Rp 26 Triliun dari Tudingan Kecurangan Ekspor
Sementara itu secara bulanan, ekspor migas mengalami kenaikan walaupun tidak dapat mengompensasi turunnya ekspor nonmigas.
"Baik secara bulanan maupun tahunan, ekspor nonmigas pada Mei mengalami penurunan yang signifikan," kata Kecuk.
Dia melanjutkan hampir semua sektor non migas mengalami penurunan ekspor secara tahunan. Sementara itu secara bulanan hanya sektor migas yang mencatatkan kenaikan, yakni sebesar 15,64 persen menjadi 0,65 miliar dolar AS.
BPS juga menyebutkan non migas menyumbang ekspor terbesar dari total ekspor Mei 2020, yakni mencapai 93,81 persen, di mana produk pertanian, industri pengolahan dan pertambangan mengalami penurunan yang signifikan secara tahunan maupun bulanan.
Baca Juga: Ekspor Benih Lobster Diizinkan, Susi: Cuma Demi Kepentingan 9 Perusahaan