Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia pada Mei 2020 mengalami surplus sebanyak 2,1 miliar dolar AS.
Angka surplus ini didapat dari kinerja ekspor sebesar 10,53 miliar dolar AS dan impor 8,44 miliar dolar AS.
Meski mengalami surplus, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, suprlus ini tidak terlalu menggembirakan karena kinerja ekspor dan impor pada bulan Mei 2020 sama-sama turun.
"Jadi kalau kita lihat, surplusnya ini kurang menggembirakan karena ekspor turun dan impornya turun dalam. Ekspor kita pertumbuhan negatif begitu juga impor turun curam," kata Kecuk dalam konferensi pers secara virtual, Senin (15/6/2020).
Baca Juga: BPS Gelar Survei Online Terkait Pemahaman Orang soal Corona
Lebih lanjut Kecuk menjelaskan bahwa untuk neraca dagang barang pada periode Januari-Mei 2020 tercatat surplus 4,31 miliar dolar AS. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Januari-Mei 2019 yang defisit 2,7 miliar dolar AS.
"Jadi kalau kita memperhatikan kumulatif Januari-Mei tentunya masih jauh lebih baik dibandingkan neraca perdagangan Januari-Mei 2019," katanya.
"Meskipun begitu kita perlu diwaspadai karena di bulan Mei ini terjadi penurunan baik untuk ekspor maupun untuk impor, karena saat ini memang negara-negara tujuan utama ekspor kita juga mengalami perlambatan ekonomi dan juga ada kelemahan daya beli masih adanya penerapan aktivitas sosial dan sebagainya dan itu juga berdampak kepada neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2020," pungkasnya.