Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp 14.228 per Dolar AS

Senin, 15 Juni 2020 | 10:36 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp 14.228 per Dolar AS
Suasana gerai penukaran uang di Jakarta.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ini Senin (15/6/2020) berhasil menguat usai sempat melemah pada akhir pekan lalu.

Mengutip Bank Indonesia (BI) kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor nilai tukar rupiah berhasil rebound ke level Rp 14.228 atau menguat 29 poin dari posisi sebelumnya di level Rp 14.257 per dolar AS.

Sedangkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah hari ini terpantau bergerak melemah terhadap dolar AS di Rp 14.133 atau turun 113 poin. Sementara sejak awal tahun (year to date), rupiah masih tertekan 1,93 persen.

Sebelumnya, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini akan loyo terhadap dolar AS.

Baca Juga: Dicekoki Minuman Berisi Obat Bius, Barang Jutaan Rupiah Milik Winarni Raib

Menurut pengamatannya, pelaku pasar keuangan global mulai mengantisipasi risiko gelombang kedua atau second wave penyebaran wabah karena pembukaan ekonomi, seperti yang terjadi di AS dan beberapa negara lain.

Risiko second wave mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko karena kekhawatiran ekonomi akan dibatasi kembali.

Selain itu, lanjut Ariston, pasar juga merespon negatif pernyataan Bank Sentral AS pada Kamis dinihari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi.

The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022. Hari ini, sentimen negatif di atas bisa berlanjut. Nilai tukar rupiah bisa melemah lagi terhadap dolar AS.

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan banyak analis akan mengalami sedikit surplus. Tapi di sisi lain, pasar juga melihat akan ada penurunan aktivitas export dan Import di bulan Mei yang cukup dalam dibandingkan bulan yang sama tahun lalu karena wabah.

Baca Juga: Jangan Senang Dulu Rupiah Menguat, Ini Analisis Ekonom Senior Faisal Basri

Jadi mungkin surplus yang kecil ini tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena data perdagangan juga menunjukkan penurunan aktivitas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI