Jubir Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Buru-buru Longgarkan PSBB

Sabtu, 13 Juni 2020 | 05:08 WIB
Jubir Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Buru-buru Longgarkan PSBB
Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman. (Suara.com/Ummi Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman menyebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak mungkin diterapkan dalam jangka waktu yang lama saat pandemi Covid-19.

Pasalnya kata dia, hal tersebut akan berdampak pada kehidupan perekonomian masyarakat.

"Yang lebih penting, karena tidak mungkin PSBB ini diimplementasikan dalam jangka lama karena harus menyelamatkan kehidupan sosial ekonomi," ujar Fadjroel dalam diskusi Teras Terbuka Daring dengan tema Kesiapan Normal Baru Distorsi Informasi Saat Normalisasi, Jumat (12/6/2020) kemarin.

Fadjroel menuturkan hingga kini belum belum ada kepastian kapan adanya vaksin untuk Covid-19.

Baca Juga: Curi Start, Gerai Pakaian di Mal Kokas Sudah Buka di Masa PSBB Transisi

Karena itu pemerintah memberlakuan tatanan new normal untuk menyelamatkan kehidupan sosial ekonomi yang juga disertai pertimbangan epidemiologi dan pertimbangan lainnya.

"Cara berpikirnya, kita menganggap bahwa, karena tidak bisa ditentukan kapan sebenarnya vaksin covid19 bisa ditemukan. Karena itu misalnya UU nomor 2 tahun 2020, disitu disebutkan untuk jaga perekonomian nasional sampai akhir tahun anggarannya itu 2022. Jadi kesiapannya sampai akhir tahun anggaran 2022. Persiapannya tentu adalah protokol kesehatan berdasarkan WHO dan juga ada landasan hukumnya," ucap dia.

Tak hanya itu Fadjroel menuturkan di beberapa daerah yang menerapkan PSBB, juga sudah memasuki persiapan menuju normal baru.

Kata dia, diberlakukan tatanan normal baru, untuk mempertahankan keberlanjutan hidup dengan mempertahankan dua variabel yakni disiplin ketat terhadap kesehatan kolektif sesuai protokol dan menjaga produktivitas sosial dan ekonomi.

"Tentu menjaga produktivitas sosial dan ekonomi terutama sebenarnya pada kehidupan umkm yang untuk mikro saja itu ada 98,8 persen dari usaha di Indonesia itu ada di sektor mikro," kata dia.

Baca Juga: Viral Tarif Parkir Mobil Hingga Rp 8 Juta Akibat PSBB, Ini Kata Pemilik

"Orang yang hari ini dagang dapat uang sebagian di makan kadang habis dan besok habis. Jadi kalau mereka diharapkan terus berada di rumah, mereka akan hadapi kondisi yang sangat buruk sehingga yang namanya misbar atau miskin baru akan semakin bertambah," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI