Suara.com - Pemerintah kembali menerbitkan instrumen obligasi negara ritel alias ORI seri ORI017 di tengah pandemi virus corona covid-19.
Rencananya, obligasi ini bakal mulai ditawarkan pada investor pada Senin (15/6) pekan depan, dengan imbal hasil atau kupon mencapai 6,4 persen.
Pemerintah optimistis ORI017 ini bakal laris manis, karena risiko investasi yang ditawarkan lebih rendah ketimbang instrumen lain.
"Bagi investor yang konservatif, low risk, obligasi ini menjanjikan karena imbal hasil yang untung. Saya pikir ORI jadi salah satu opsi menarik,” kata Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan dalam sebuah diskusi online, Jumat (12/6/2020).
Baca Juga: Saat Pandemi Covid, Beli Obligasi Pemerintah Untung atau Rugi?
Kementerian Keuangan sendiri menargetkan penawaran obligasi ini bisa meraup dana antara Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun.
Penawaran ORI017 dipercepat oleh pemerintah. Sebelumnya, ORI017 ingin ditawarkan pada akhir Juni, tapi mendadak dimajukan menjadi pekan depan.
Pemerintah menerbitkan ORI017 bertenor 3 tahun, dengan nilai yang cukup terjangkau, mulai Rp 1 juta hingga Rp 3 miliar.
Besaran kupon 6,4 persen per tahun dan berlaku tetap (fixed rate) hingga jatuh tempo tanggal 15 Juli 2023.
Investasi ini diklaim lebih menguntungkan jika dibanding investasi pada deposito karena imbal hasil lebih tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Obligasi Lagi, Bisa Dipesan Online
Selain itu, ORI017 juga cukup likuid atau cair, karena bisa dijual sebelum jatuh tempo di pasar sekunder, serta aman karena dijamin pemerintah.