Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (12/6/2020) kembali melanjutkan tren negatifnya. Pada pembukaan perdagangan pagi ini, IHSG terpantau melemah 1,5 persen.
Mengutip data perdagangan RTI, IHSG dibuka langsung turun cukup dalam dengan kehilangan 74 poin atau 1,5 persen menuju level 4.780.
Pada level tereebut sebanyak 173 saham terbakar, 25 menghijau dan 42 saham belum ditransaksikan sama sekali.
Analis pasar modal dari MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, statement The Fed yang mengisyaratkan akan mempertahankan suku bunga rendah hingga tahun 2022 menjadi faktor penekan DJIA untuk kembali turun sebesar 1.04 persen dan jika dikombinasikan dengan kejatuhan EIDO sebesar 2.54 persen berpotensi mendorong turun kembali IHSG, walaupun tidak setajam kemarin, dalam perdagangan Kamis ini.
Baca Juga: Aliran Modal Asing Masuk Rp 7 Triliun, Kepercayaan Asing Mulai Pulih?
Di lain pihak, pergerakan harga komoditas cukup beragam dimana harga Oil, Gold, Tin & Nikel mengalami penguatan masing-masing sebesar 1.90 persen 1.56 persen, 1.66 persen dan 0.74 persen sehingga berpotensi mengangkat saham di bawah komoditas tersebut.
Sementara perlu dicermati dampak dari penurunan harga komoditas CPO dan Coal dalam perdagangan Kamis ini.
"IHSG berpeluang melanjutkan aksi profit taking, di tengah secara valuasi menjadikan kembali cukup banyak saham sangat menarik untuk dibeli," kata Edwin dalam analisanya.
Dirinya lantas merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan BOW atau Swing Trade maka dapat fokus atas saham dari sektor Farmasi, Telko, Logam Emas, Retail, Bank, Coal dan Properti dalam perdagangan Kamis ini.
"IHSG kami perkirakan bergerak pada 4,879 - 4,961 adapun saham-saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah KLBF, ISAT, MDKA, ACES, PTBA, BBRI, ICBP, BBCA, UNVR dan CTRA," pungkasnya.
Baca Juga: Modal Asing yang Kabur dari Indonesia Sedikit Berkurang di April 2020