Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada jelang akhir pekan ini loyo terhadap dolar AS.
Menurut pengamatannya, penguatan nilai tukar rupiah tertahan diakibatkan pelaku pasar keuangan global mulai mengantisipasi risiko second wave penyebaran wabah karena pembukaan ekonomi, seperti yang terjadi di AS dan beberapa negara lain.
Selain itu, lanjut Ariston, pasar juga merespon negatif pernyataan Bank Sentral AS pada Kamis dinihari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi. The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022.
Pelemahan rupiah itu juga didorong aset-aset berisko seperti indeks saham yang terlihat negatif. Mata uang emerging markets rata-rata melemah terhadap dolar AS.
Baca Juga: Dicekoki Minuman Berisi Obat Bius, Barang Jutaan Rupiah Milik Winarni Raib
"Rupiah bisa melemah hari ini ke kisaran Rp 14.150 dengan potensi support di Rp 13.900," kata Ariston dalam riset hariannya, Jumat (12/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Kamis kemarin (11/6/2020) berada di level Rp 14.020 per dolar AS.
Level itu melemah bila dibanding pergerakan Rabu sebelumnya yang berada di level Rp 13.980 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Kamis kemarin berada di level Rp 14.014 per dolar AS.
Posisi itu menguat dibandingkan pada Rabu sebelumnya yang di level Rp 14.083 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Kembali Menguat Setelah 2 Hari Keok Lawan Dolar AS