Suara.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerapkan sistem zonasi pada transportasi angkutan darat. Kategori tersebut terdiri dari empat zonasi yakni, merah, oranye, kuning dan hijau.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, dalam masa adaptasi kebiasaan baru ini jika perjalanan dari zona yang berbeda maka harus mengikuti aturan dari zona yang terburuk. Misalnya, jelas dia, dari zona hijau menuju ke zona merah, maka ketentuan yang berlaku adalah dengan zona merah.
"Jika dari zona oranye ke zona hijau pun yang berlaku adalah ketentuan zona oranye," ujar Budi di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Dia mengemukakan, pengertian dan ketentuan zona-zona tersebut, yang pertama zona merah. Zona tersebut dikategorikan sebagai daerah yang memiliki risiko tinggi, yaitu PSBB penyebaran virus tidak terkendali, transmisi lokal sudah terjadi dengan cepat, wabah menyebar secara luas dan banyak kluster-kluster baru, masyarakat harus berada di rumah, perjalanan tidak diperbolehkan.
Baca Juga: Kemenhub Minta Ada Sekat Penumpang dengan Pengemudi Ojol
Kemudian, zona oranye miliki risiko sedang, yaitu PSBB risiko tinggi penyebaran dan potensi virus tidak terkendali, transmisi lokal sudah terjadi dengan cepat, kluster-kluster baru mungkin bisa dipantau dan dikontrol melalui testing dan tracing agresif, masyarakat disarankan tetap berada di rumah, physical distancing jika di luar rumah di semua aspek termasuk transportasi publik, perjalanan dengan protokol kesehatan diperbolehkan.
Kemudian, zona kuning miliki risiko ringan, yaitu penyebaran terkendali tetap ada kemungkinan transmisi lokal, transmisi lokal tingkat rumah tangga bisa terjadi, kluster penyebaran terpantau dan tidak bertambah, masyarakat bisa beraktifitas diluar rumah dengan protokol kesehatan, physical distancing jika di luar rumah di semua aspek termasuk transportasi publik, perjalanan dengan protokol kesehatan diperbolehkan.
Terakhir, zona hijau yakni daerah aman, yaitu resiko penyebaran virus ada tetapi tidak ada kasus positif, penyebaran Covid-19 terkontrol, risiko penyebaran tetap ada di tempat-tempat isolasi, perjalanan diperbolehkan, physical distancing, aktivitas bisnis dibuka normal dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
Selain itu dalam SE Nomor 11/2020 pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan transportasi darat pada masa adaptasi kebiasaan baru akan dilakukan dengan tiga fase yang disebut fase I, fase II, fase III.
Fase I merupakan pembatasan bersyarat, yaitu mulai tanggal 9 Juni 2020 sampai dengan 30 Juni 2020. Fase II merupakan masa pemulihan atau penyebaran terkendali, yaitu mulai tanggal 1 Juli 2020 sampai dengan 31 Juli 2020. Fase III merupakan normal baru yaitu mulai tanggal 1 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2020.
Baca Juga: Kemenhub Hapus Batasan 50 Persen Jumlah Penumpang, Ini Kata DPR
Terkait pembatasan jumlah penumpang, sistem zonasi ini berlaku pada angkutan umum seperti angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota antarprovinsi, angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan antarjemput antarprovinsi, angkutan pariwisata jika berada pada zona merah masih dilarang beroperasi.