Suara.com - Eks Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo tantang PLN debat terbuka. Tantangan tersebut merupakan buntut dari tagihan listrik yang membengkak saat pandemi virus corona baru Covid-19.
Tagihan listrik yang membengkak belakangan ini ramai dibicarakan di media sosial. Menurut Roy Suryo, PLN tidak transparan mengenai tagihan listrik tersebut sehingga ia menantang berdebat dengan PLN secara ilmiah.
"Saya bersedia debat dengan PLN untuk membela masyarakat secara Ilmiah dan terbuka,” kata Roy seperti dikutip dari Terkini.id -- jaringan Suara.com, Kamis (11/6/2020).
Mantan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat tersebut menilai kenaikan tagihan listrik secara tidak akibat masalah ketidakkejujuran komunikasi sejak awal. PLN tidak memberi informasi kepada pelanggan agar memotret atau mencatat stand meter sebagai bukti.
Baca Juga: Gegara Pandemi Covid-19, Sri Mulyani Dipusingkan Tambahan Anggaran Pilkada
"Sejak awal tidak diinfo petugas-petugas tidak ke rumah-rumah selama PSBB, juga tidak diinfo pelanggan-pelanggan harus memotret atau mencatat stand meter sebagai bukti," ungkapnya.
Melalui akun Twitter miliknya @KRMTRoySuryo2, Roy Suryo juga mengomentari soal video animasi grafis yang dibagikan akun @pln_123 di Twitter. Video itu, menurutnya, justru terkesan menyalahkan Work From Home (WFH) dan ramadhan sebagai biang lonjakan tagihan listrik.
Sebelumnya, sejumlah pelanggan PLN ramai-ramai mengeluhkan kenaikan tagihan listrik. Keluhan ini muncul pada saat pembayaran tagihan bulan April pada awal Mei dan pemakaian Mei pada awal Juni.
Keluhan masyarakat di antaranya disuarakan di media sosial Twitter. Akun Twitter resmi milik PLN @pln_123 pun tak sedikit di-mention oleh warganet.
Salah satunya pelanggan bernama Teguh Wuryanto, seorang tukang las asal Lawaang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tagihan listrik yang biasanya beskisar Rp 985.000 hingga Rp 2.200.000 kini naik 10 kali lipat menjadi Rp 20.158.686.
Baca Juga: Pesawat Garuda Indonesia Tergelincir di Bandara Syamsudin Noor