Suara.com - Pemerintah, pelaku usaha, maupun pemangku kepentingan pariwisata harus mampu beradaptasi, menciptakan inovasi dan meningkatkan daya saing pasca Covid-19. Pandemi dipastikan akan membawa perubahan besar terhadap minat wisatawan, yang nantinya akan lebih mengedepankan aspek keamanan dan kesehatan, sehingga harus benar-benar dapat diantisipasi oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Hal ini dikemukakan Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Rakyat/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Agustini Rahayu, dalam diskusi "New Normal di Industri Travel/Tourism" ,yang digelar PR Newswire, Rabu (10/6/2020).
"Akan terjadi perubahan perilaku yang mendasar dari wisatawan. Nantinya, mereka akan lebih mengedepankan faktor kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan, sehingga industri harus dapat beradaptasi untuk dapat meyakinkan konsumennya bahwa fasilitas mereka dapat memenuhi factor dimaksud," katanya.
Menurutnya, Organisasi Pariwisata Dunia atau UNWTO, bahkan menyatakan, kini saatnya untuk melakukan peninjauan ulang terhadap standardisasi pariwisata untuk menghadapi tuntutan kebutuhan itu melalui pedoman global pembukaan kembali fasilitas pariwisata yang mereka sebut "global guidelines to restart tourism".
Baca Juga: Kemenparekraf : Bintan Siap Terapkan Protokol Kesehatan New Normal
Organisasi itupun telah merilis pedoman yang dijadikan acuan industri pariwisata terkait perubahan perilaku wisatawan secara umum.
Dari sisi akomodasi misalnya, preferensi wisatawan akan berubah. Dalam transportasi misalnya, penerbangan langsung atau maksimum 1 kali transit akan menjadi preferensi utama wisatawan.
Aktivitas wisatawan juga akan lebih kepada aktivitas outdoor, dengan pilihan udara sejuk, self-driving, dan private tour. Tidak kalah penting adalah penguatan sumber daya manusia yang berdasar kepada protokol keamanan dan higienitas.
"Industri mungkin akan melakukan penyesuaian harga, karena harus memenuhi standar yang dibutuhkan dan wisatawan akan membayar. Meski nantinya, seiring dengan berjalannya waktu, akan ada penyesuaian dari sisi bisnis," tambah.
Mengantisipasi hal tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf telah menyiapkan Program Cleanliness, Health and Safety (CHS), yang akan jadi pedoman bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun protokol tersebut akan dikeluarkan melalui Peraturan/Keputusan Menteri Kesehatan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Kemenparekraf Fasilitasi Pertunjukan Streaming Pekerja Seni Sumatera Utara
Protokol kesehatan, ditegaskannya, harus diharmonisasikan dengan Kementerian/Lembaga lain agar tersinergi baik. Setelah itu, pihaknya baru akan melakukan pendampingan kepada industri, termasuk training pekerja pariwisata di setiap destinasi dan diaplikasikan.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat final, agar kita bisa segera disosialisasikan," kata Agustini.
Director of Marketing Communications The Westin Resort Nusa Dua Bali, Dewi Anggraini mengatakan, pihaknya telah bersiap untuk memasuki tatanan kenormalan baru pariwisata. Selama ini, ia benar-benar mempersiapkan dan menjadikan situasi yang lesu akibat Covid-19 isebagai tantangan.
The Westin Resort Nusa Dua Bali telah menyiapkan protokol yang akan diterapkan di setiap aspek, mulai dari lobby, kamar, restoran, hingga tempat pertemuan (MICE).
"Kami sudah melakukan set up untuk new normal dan beberapa hal yang harus diperhatikan. Semua itu secara intens kami komunikasikan ke publik, sehingga kami harapkan bisa menjaga kepercayaan di mata masyarakat," kata Dewi.
Pihaknya berharap, implementasi normal baru dapat segera berjalan dan industri kembali bergeliat.