Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada Kamis ini bisa perkasa lawan dolar AS.
Menurut pengamatannya, hasil rapat moneter Bank Sentral AS atau The Fed dini hari tadi bakal menjadi mover untuk rupiah hari ini.
The Fed mengatakan tidak akan menaikan suku bunga dan tetap mendukung pembelian obligasi hingga 2022. Pernyataan ini mengindikasikan ekonomi AS masih akan melemah dalam waktu yang cukup lama.
Pernyataan ini memberikan tekanan untuk dolar AS sehingga ini berpotensi mendorong penguatan Rupiah terhadap dolar AS pagi ini.
Baca Juga: Jangan Senang Dulu Rupiah Menguat, Ini Analisis Ekonom Senior Faisal Basri
Tapi di sisi lain, tutur Ariston, pernyataan The Fed ini menyiratkan ekonomi global tidak akan pulih seperti sebelum wabah dalam waktu dekat.
Selain itu pasar mewaspadai second wave di negara yang sudah membuka ekonominya di tengah pandemi dan di Indonesia, tingkat penambahannya malah semakin naik yang berpotensi memperketat kembali aktivitas ekonomi. Ini bisa memberikan sentimen negatif ke aset berisiko.
"Dengan sentimen di atas, Rupiah mungkin masih bisa menguat ke kisaran Rp 13.800 dengan potensi pelemahan ke area Rp 14.100," kata Ariston dalam riset hariannya, Kamis (11/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Rabu kemarin (10/6/2020) berada di level Rp 13.980 per dolar AS.
Level itu melemah bila dibandingkan pergerakan Selasa sebelumnya yang berada di level Rp 13.890 per dolar AS.
Baca Juga: Billy Syahputra Akui Punya Utang Sampai Miliaran Rupiah
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Rabu kemarin berada di level Rp 14.093 per dolar AS.