Suara.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menghapus ketentuan pembatasan penumpang pada transportasi sebesar 50 persen. Penghapusan ketentuan itu berlaku salah satunya pada angkutan udara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Riyanto mengatakan, pada pesawat berbadan besar atau wide body dibolehkan angkut penumpang 70 persen dari kapasitas.
Ketentuan ini sesuai dengan Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2020 soal Operasional Transportasi Udara dalam Masa Kegiatan Masyarakat Produktif dan Aman dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
"Kemudian pesawat kecil narrow body atau ATR itu tidak dilakukan pembatasan tapi SOP ditetapkan oleh pabrikan dan lebih penting lagi di semua penerbangan itu tetap harus sediakan rules," ujar Novie dalam Video Conference, di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Baca Juga: Innalillahi, PB IBI Sebut Ratusan Bidan Positif Corona, 2 Meninggal
Kendati begitu, Novie meminta maskapai menyiapka standar operasional prosedur (SOP) di dalam pesawat. Salah satunya, adanya ruang isolasi bagi penumpang yang tiba-tiba sakit selama penerbangan.
"Jika ada seseorang yang sakit penumpang bisa diisolasi secara baik di dalam pesawat. Contoh harus matikan AC dan sebagainya," jelas Novie.
Selain itu, Novie mewajibkan para maskapai juga melakukan sosialisasi kepada para calon penumpang agar penuhi persyaratan terlebih dahulu sebelum membeli tiket. Misalnya, harus menyertai surat bebas covid-19 dari hasil PCR atau Rapid Test.
"Lalu dalam in flight, interaksi antara penumpang satu dengan peumpang yang lain. Kru penyajian makanan. Demikian post flight. Kami atur bagaiman kalau setelah landing. penumpang keluar dari pesawat. mereka harus di atur oleh kru, kru bertanggu jawab antrean," pungkas Novie.
Baca Juga: Nikita Mirzani: Kita Memang Harus Hidup Berdampingan dengan Virus Corona