Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini kembali dibuka menguat, rupiah terpantau menguat 144 poin jika dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Mengutip Bank Indonesia (BI) Senin (8/6/2020) kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor tepat pukul 10:00 Wib rupiah menguat cukup signifikan sebesar 144 poin ke posisi Rp 13.956 dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya di posisi Rp 14.100.
Sedangkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS di Rp 13.877 atau naik 217 poin (1,54 persen). Sementara sejak awal tahun (year to date), rupiah masih tertekan 0,09 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini masih bisa menundukkan dolar AS.
Baca Juga: Wamenag Berang, Ada Fitnah yang Sebut Dana Calon Haji untuk Perkuat Rupiah
Menurut pengamatannya, kemungkinan sentimen positif masih akan mendorong penguatan aset-aset berisiko.
Sentimen positif itu didorong dari data tenaga kerja AS, Non-Farm Payrolls dan tingkat pengangguran bulan Mei, yang dirilis Jumat malam, yang hasilnya di luar dugaan lebih bagus dari proyeksi, menjadi faktor pemicu baru pembelian aset-aset berisiko.
Data tenaga kerja AS yang lebih baik ini, lanjutnya, karena kebijakan AS yang sudah mulai membuka perekonomiannya meskipun masih terkena wabah.
Pasar pun masih berekspektasi positif terhadap upaya pembukaan ekonomi di negara-negara pandemi yang lain.
Di sisi lain, belum terjadinya ekskalasi ketegangan AS dan China kembali yang berpotensi juga membantu sentimen positif hari ini.
Baca Juga: Rupiah Tembus Rp 13.000, Gubernur BI: Alhamdulillah Rahmat Allah
"Rupiah kemungkinan masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif tersebut. Potensi menuju level support di Rp 13.700 dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.000," kata Ariston dalam riset hariannya, Senin (8/6/2020).