Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini masih bisa menundukkan dolar AS.
Menurut pengamatannya, kemungkinan sentimen positif masih akan mendorong penguatan aset-aset berisiko. Sentimen positif itu didorong dari data tenaga kerja AS, Non-Farm Payrolls dan tingkat pengangguran bulan Mei, yang dirilis Jumat malam, yang hasilnya di luar dugaan lebih bagus dari proyeksi, menjadi faktor pemicu baru pembelian aset-aset berisiko.
Data tenaga kerja AS yang lebih baik ini, lanjutnya, karena kebijakan AS yang sudah mulai membuka perekonomiannya meskipun masih terkena wabah. Pasar pun masih berekspektasi positif terhadap upaya pembukaan ekonomi di negara-negara pandemi yang lain.
Di sisi lain, belum terjadinya ekskalasi ketegangan AS dan China kembali yang berpotensi juga membantu sentimen positif hari ini.
Baca Juga: Wamenag Berang, Ada Fitnah yang Sebut Dana Calon Haji untuk Perkuat Rupiah
"Rupiah kemungkinan masih berpotensi menguat hari ini dengan sentimen positif tersebut. Potensi menuju level support di Rp 13.700 dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.000," kata Ariston dalam riset hariannya, Senin (8/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Jumat pekan kemarin (5/6/2020) berada di level Rp 13.877 per dolar AS.
Level itu menguat bil dibanding pergerakan Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.095 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat pekan kemarin berada di level Rp 14.100 per dolar AS.
Posisi itu menguat bila dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.165 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Tembus Rp 13.000, Gubernur BI: Alhamdulillah Rahmat Allah