Gairah Belanja Masih Lesu di Awal Juni

Jum'at, 05 Juni 2020 | 19:40 WIB
Gairah Belanja Masih Lesu di Awal Juni
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diawal minggu pertama bulan Juni 2020 ternyata gairah masyarakat untuk berbelanja masih lesu, hal tersebut terlihat dari data Bank Indonesia (BI) yang menunjukan laju inflasi pada waktu tersebut sangat rendah yakni 0,04 persen saja.

"Kami bisa sampaikan berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) minggu pertama Juni ini, kita lihat inflasi month-to-month 0,04 persen. Berarti year-on-year 1,81 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konfrensi pers melalui video teleconference di Jakarta,  Jumat (5/6/2020).

Perry mengungkapkan, rendahnya angka inflasi ini sejalan dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masih diberlakukan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

"Aktivitas ekonomi masyarakat, konsumsi masyarakat dan permintaan turun ini yang menyebabkan rendahnya inflasi," kata Perry.

Baca Juga: Orang Malas Belanja saat Corona, Inflasi Mei Jadi Rendah

Selain pembatasan aktivitas, faktor lain yang membuat inflasi minggu pertama Juni karena ketersedian pasokan pangan yang memadai.

Dan ketiga adalah rendahnya ekspektasi inflasi, terjangkar akibat kebijakan pemerintah dan bank sentral.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sepanjang bulan Mei 2020 sebesar 0,07 persen, angka inflasi ini terbilang sangat rendah jika dikaitkan dengan bersamaan dengan bulan Ramadhan yang lalu.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan dari 90 kota yang disurvei BPS, sebanyak 67 kota mengalami inflasi dan sebanyak 23 kota mengalami deflasi.

"Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota ini terjadi inflasi sebesar 0,07 persen," kata Kecuk dalam konferensi pers melalui video conference di Jakarta, Selasa (2/6/2020).

Baca Juga: Inflasi Mei 0,07 Persen, Lebih Rendah dari Tahun Sebelumnya

Dengan laju inflasi tersebut maka tingkat inflasi tahun kalender dari Januari sampai dengan Mei 2020 juga sangat rendah yaitu sebesar 0,90 persen sementara inflasi tahun ke tahun itu adalah sebesar 2,19 persen dari 90 kota yang dipantau.

"Inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,2 persen terjadi di kota Tanjung Pandan dan kalau dilihat penyebabnya karena disana ada kenaikan harga daging ayam ras kenaikan harga ikan dan juga kenaikan bawang merah," katanya.

Sementara inflasi terendah terjadi di Tanjungpinang, Bogor dan Madiun sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi terendahnya itu terjadi di Manado sebesar 0,01 pereen dan deflasi tertingginya itu terjadi di Luwuk yaitu sebesar 0,39 persen.

"Kita lihat pergerakan inflasi dari bulan ke bulan kalau kita bandingkan dengan pergerakan inflasi bulanan tahun 2019 menunjukkan perkembangan inflasi selama tahun 2020 dan seperti saya sampaikan tadi bahwa inflasi bulan Mei tahun 2020 kecil sekali yaitu adalah sebesar 0,07 persen," katanya.

"Sangat jauh kalau kita bandingkan dengan inflasi pada saat Idul Fitri tahun lalu yang untuk di bulan Juni Di mana pada waktu itu inflasinya adalah 0,55 persen kita semua menyadari bahwa situasi tidak biasa karena Covid-19," pungkasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI