Tekan Dampak Pandemi, Pemerintah Pacu Investasi Sektor Padat Karya

Kamis, 04 Juni 2020 | 21:13 WIB
Tekan Dampak Pandemi, Pemerintah Pacu Investasi Sektor Padat Karya
Ilustrasi proyek padat karya. [Dok Kemendes PDTT]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah fokus mendorong realisasi penanaman modal sektor industri di tanah air, baik itu datangnya dari investor asing maupun lokal. Langkah strategis ini bertujuan untuk semakin memperdalam struktur manufaktur di dalam negeri sehingga dapat memperkuat rantai pasok dan daya saing.

"Maka itu, kami terus mengawal investasi di sektor industri, karena dari investasi tersebut akan memacu kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor, kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian (Kapusdatin Kemenperin) Janu Suryanto dalam keterangan persnya di Jakarta pada Kamis (4/6/2020).

Meskipun di tengah tekanan berat dari dampak pandemi Covid-19, Janu menegaskan, pemerintah tetap bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif di Indonesia. Hal ini bertujuan agar para investor kian percaya dan nyaman untuk menggelontorkan dananya.

“Wabah Virus Corona ini memang membawa pengaruh sangat besar terhadap perekonomian nasional dan global. Tetapi kita harus optimistis dan kerja keras untuk membangkitkannya kembali, dengan salah satu upayanya adalah meningkatkan investasi," paparnya.

Baca Juga: Pemkab Bantul Tiadakan Program Padat Karya 2020, Dikritik Anggota DPRD

Menurut Kapusdatin Kemenperin, selain masih mengincar penanaman modal dari sektor industri yang menghasilkan produk substitusi impor, pemerintah juga akan lebih gencar menarik investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja atau sektor padat karya.

"Dalam situasi seperti saat ini, investasi tentunya akan memberikan dampak positif bagi penciptaan lapangan kerja, baik itu yang skala besar atau kecil," jelasnya.

Apalagi, aktivitas industri selama ini telah terbukti membawa dampak yang luas terhadap perekonomian nasional, antara lain melalui peningkatan pada nilai tambah bahan baku, penerimaan devisa dari ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.

Janu pun mengungkapkan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi khususnya bagi sektor industri manufaktur. Potensi ini lantaran didukung dengan ketersediaan pasar yang besar dan bahan baku yang melimpah.

Bahkan, Indonesia dinilai memiliki keunggulan untuk bisa dijadikan sebagai hub manufaktur di wilayah ASEAN, ujarnya. Selain itu, daya tarik lainnya bagi investor, Indonesia telah menyatakan kesiapan dalam menerapkan industri 4.0 melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Karena produksi akan lebih berkualitas dan efisien dengan penggunaan teknologi digital atau modern, imbuhnya.

Baca Juga: Kementerian Pertanian Beri Bantuan Padat Karya Simalungun Rp 600 Juta

Kemenperin mencatat, selama periode tahun 2015-2019, total nilai penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri manufaktur sebesar 61,5 miliar dolar AS. Sedangkan, kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 451,3 triliun.

Selama lima tahun terakhir tersebut, sektor yang memberikan sumbangsih terbesar pada PMA adalah industri logam dasar yang telah mengguyurkan dananya hingga 12,8 miliar dolar AS. Selanjutnya diikuti industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9 miliar dolar AS, serta industri makanan dan minuman menyentuh angka 8 miliar dolar AS.

Sementara itu, sektor yang dengan investasi PMDN tertinggi di periode yang sama berturut-turut adalah industri makanan dan minuman sebesar Rp 158,3 triliun, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencapai Rp 55,5 triliun, serta industri barang galian bukan logam menembus hingga Rp 51,6 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI