BRIsyariah Ajak Pondok Pesantren Bertransaksi Syariah dari Hulu ke Hilir

Kamis, 04 Juni 2020 | 16:55 WIB
BRIsyariah Ajak Pondok Pesantren Bertransaksi Syariah dari Hulu ke Hilir
Protokol layanan the new normal di Bank BRI. (Dok : BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk mengembangkan literasi keuangan syariah di Indonesia, BRIsyariah mengajak santri bertransaksi secara cashlessmenggunakan Kartu Santri/Pelajar Digital.

Ajakan ini disampaikan dalam acara Peresmian Kios warNU Digital dan Kartu Santri/Pelajar Digital, yang dilakukan melalui virtual meeting dengan dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj, Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Iskandar Simorangkir, Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah, Fidri Arnaldy dan anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.

Kartu Santri/Pelajar Digital merupakan kartu yang diperuntukkan santri atau pelajar untuk bertransaksi secara digital, yang memuat QR code dan dapat digunakan santri/pelajar bertransaksi di koperasi ataupun kios, agar transaksi praktis, terkontrol dan aman.

Kartu Santri/Pelajar Digital akan digunakan untuk para santri pondok pesantren yang bekerja sama dengan BRIsyariah.

Baca Juga: Di Masa New Normal BRIsyariah Beroperasi 100 Persen

“Kami mengajak santri di Indonesia untuk bertransaksi secara cashless agar praktis, efisien dan terkontrol. Untuk itu kami menargetkan penerbitan 1 juta Kartu Santri/Pelajar Digital sampai dengan tahun 2024,” ujar Fidri.

Ia menyampaikan, kerja sama dengan pesantren tidak berhenti di alat transaksi, tapi juga melingkupi aktivitas keuangan di lingkungan ponpes dari hulu ke hilir.

“Kami sudah menyiapkan sistem layanan keuangan syariah yang dapat dimanfaatkan pondok pesantren. Selain Kartu Santri/Pelajar Digital, kami juga menyalurkan KUR syariah untuk memperkuat permodalan pelaku UMKM halal, seperti pelaku UMKM yang tergabung dalam WarungNU Digital,” papar Fidri.

Hingga tahun 2020 BRIsyariah telah membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah(UMKM) yang tergabung dalam komunitas seperti Bekraf, MUI, YBM BRI, pondok pesantren dan komunitas lainnya. Total penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) BRIsyariah dari tahun 2017 hingga Mei 2020 mencapai Rp 4,65 triliun.

KUR yang disalurkan BRIsyariah telah membantu lebih dari 121 ribu pelaku UMKM mengembangkan usahanya.

Baca Juga: BRIsyariah Dukung Pemerintah Batalkan Keberangkatan Jemaah Haji 2020

Untuk tahun 2020 BRIsyariah mendapat kuota KUR sebesar Rp 3 triliun dan jumlah yang disalurkan pada Januari-Mei 2020 mencapai Rp 2 triliun atau sudah mencapai 66 persen dari kuota.

Penyaluran pembiayaan KUR BRIsyariah semakin cepat dan efisien, karena dalam internal business process, BRIsyariah telah mengembangkan sistem yang memungkinkan tenaga pemasar pembiayaan memproses pengajuan pembiayaan nasabah secara digital, di luar kantor. BRIsyariah mengoptimalkan aplikasi i-Kurma yang telah diluncurkan pada 2019, untuk menghadirkan layanan yang efisien dan cepat, karena aplikasi ini dapat memangkas waktu proses pengajuan pembiayaan secara signifikan.

Dalam Peresmian Kios warNU Digital dan Kartu Santri/Pelajar Digital, BRIsyariah juga menyerahkan bantuan sosial untuk para santri berupa hand sanitizer, masker dan sabun cuci tangan sebagai bentuk kepedulian BRIsyariah dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI