Suara.com - Dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 501 emiten atau 80 persen dari 634 emiten telah menyampaikan laporan keuangan audit tahun 2019.
Namun begitu, jumlah laba bersih emiten di tahun 2019 rupanya mengalami penurunan 2 persen menjadi Rp 403 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan, bahwa penurunan tersebut dipicu oleh dua sektor, yaitu sektor Industri Dasar dan Kimia serta Tambang.
"Dibandingkan tahun 2018, nilai pendapatan Perusahaan Tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp 151 triliun atau 4 persen, sedangkan untuk laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp 8 triliun atau 2 persen," kata Nyoman kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Baca Juga: Kejagung Periksa 2 Petinggi BEI Terkait Kasus Korupsi Jiwasraya
Nyoman menjelaskan, penurunan laba bersih agregat disebabkan oleh performance dari Basic Industry & Chemical Sector (Industri Dasar dan Kimia) & Mining Sector (Pertambangan) dengan penurunan laba bersih senilai Rp 17 triliun dan Rp 12 triliun.
Total laba bersih Industri Dasar dan Kimia turun sebesar Rp 17 triliun dan sektor Tambang turun Rp 12 triliun.
Ia melanjutkan, penyumbang laba bersih tahun 2019 terbesar masih dari sektor keuangan. Dengan rincian 115 emiten keuangan mengumpulkan laba bersih sebesar Rp 165 triliun.
Masih seperti tahun sebelumnya, sektor keuangan menyumbang pendapatan terbesar yakni Rp 825 triliun dari 115 emiten.
Baca Juga: Gegara Corona, Bos BEI: IHSG Sempat Anjlok ke Level Paling Rendah