Suara.com - Bursa Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street justru naik pada penutupan Rabu, meski kondisi dalam negerinya sedang tak kondusif karena adanya aksi demo massa.
Seperti dilansir CNBC, indeks utama Wall Street mengalami kenaikan mulai dari The Dow Jones Industrial Average pada hari Rabu melompat 527,24 poin, atau 2,1 persen, sedangkan S&P 500 naik 1,4 persen.
Menurut para analis kenaikan itu berkat optimisme investor tentang pembukaan kembali ekonomi AS dan rentetan stimulus pemerintah.
Meskipun dalam negerinya sedang ada kekhawatiran tentang pandemi Covid-19 global, menimbulkan ketegangan perdagangan AS-China hingga protes yang dipicu oleh kematian George Floyd di Minneapolis.
Baca Juga: Diungkap Ayahnya, Ini Arti Tato Peta Indonesia Milik Pria di Kerusuhan AS
"Mungkin bisa menjadi titik balik dari krisis virus. Bulan itu berakhir dengan virus yang tampaknya terkendali dan ekonomi dibuka kembali lebih cepat dari yang diperkirakan," tulis Brad McMillan, kepala investasi di Commonwealth Financial Network.
"Juni akan memberi tahu kita apakah tren itu berlanjut. Tapi sekarang? Segalanya terlihat jauh lebih baik daripada yang kita harapkan sebulan lalu," ucapnya.
Namun optimisme pasar akan terganggu dengan masih adanya klaim pengangguran AS. Departemen Tenaga Kerja dijadwalkan untuk merilis pembaruan terbaru untuk klaim pengangguran awal pada pukul 8:30 pagi ET Kamis pagi.
Meskipun para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones mengharapkan pemerintah untuk mengumumkan perlambatan lain dalam laju klaim, perkiraan konsensus memprediksi 1,8 juta orang Amerika mengajukan asuransi selama pekan yang berakhir 30 Mei.
Pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja melaporkan 2,1 juta orang Amerika telah mengajukan klaim dalam pekan yang berakhir 23 Mei.
Baca Juga: Para Pengrajin Mebel di Solo Mulai Garap Pesanan dari AS